Lihat ke Halaman Asli

Gedaton Jongos

GJ adalah Illustrasion fewer untuk keondisional Prevew sementara dan selamanya

Hartini Arum taylor : Tanpa POLRI , Kemana lagi Kami harus melapor ?

Diperbarui: 30 Desember 2021   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi pemanis  isi Artikel Polri 


BrantasNes.ID_ Opini _ Pati , Dalam pengelolaan sumber daya manusia Polri juga telah perlu diatur organisasinya dari mulai tingkat pusat hingga ke tingkat daerah. Demikian pula halnya dengan Pengelolaan karir anggota yang selama ini belum tertata dan ter-manage dengan baik, bahkan masih ditemukan masih ada anggapan bahwa dalam pembinaan karir belum sepenuhnya mencerminkan kompetensi anggota Polri dan kompetensi pada jabatan yang diemban.

Bisnis yang berkaitan  dengan Birokrasi, ibarat masuk lingkaran setan, dimana ada rumor yang tidak bias dipertanggungjabkan terkit titipan mulai dari perencanaan , pencalonan , penerimaan di tubuh polri  mulai ceklist  admisnistrasi pendaftaran ,  seleksi , sampai pantokhir , semua  beraroma  suap , pungli dan duit setoran dan attensi , bukan asing lagi bila selanjutnya  birokrasi di polri menjadi sorotan publik. 

Bagaimana dengan polri saat ini dibandingkan dengan  30 Tahun lalu, ternyata dalam peredaran bisnis, transaksional  dan berbisnis apapun selali  melibatkan birokrasi kepolisian dan pemerintahan mulai di Daerah sampi pusat , maka kita ibarat masuk ke dalam lingkaran setan, kalau nggak bener malahan kita sendiri jadi setan. Satu-satunya jalan untuk keluar dari lingkaran maut ini, adalah berhenti berbisnis kotor dengan tangan kotor dan cara kotor. 

Karena pada zaman itu, di tahun 80an, bahkan sampai dengan sekarang dikenal  slogan : "Yang Jujur, akan Terbujur". Tapi itu hanya kata tersisa  toh arti dan Maksudnya kalau mau berbisnis, mau tidak  mau mesti , niscaya kita harus mengikuti aturan main yang diterapkan oleh birokrasi termasuk izin  di kepolisian , bahkan samapi izin hajatan lesehan semua izin polisi , maka jangan harap bisnis kita akan mampu bertahan kalu tidak didukung back up kepolisian. Karena tanpa adanya tanda tangan pejabat, barang tidak dapat dikirim, dan penyelenggaraan hajatan kita akan menuai masalah . 

Dari mulai buka pintu kantor saja dah ada uang semir , uang rokok , uang makan , uang bensin , uang pelican , uang pengkondisian  dan attensi  , lhah bagaimana nasibe riko ? kalau sudah semua begini di] semua lini, maka permainan kotor tersebut sudah harus dilakoni, ya memang harus , kalau tidak aada pengkondisian bagaimana kasus ditanggapi dan diteliti , diselidiki di sisik , diusut , bias bias tersangkanya hengkang melenggang kangkung , sant aja yang melaporkan orang miskin , kere , pasti aparat wegah mengusut , pikir mereka seperti itu.terutama laporan masyarakat dalam aduan yang kecil --kecil , kalau nggak percya silakan ke Saya di Lembaga swadaya Masyarakat PUKAT yang berkantor di Jalan Karangwotan -pucakwangi km 5 kota Pati jawa tengah Indonesia. 

Di belakang kantor saya , sekaligus menjadi gudang tempat penampungan dan produksi untuk ekspor dan impor . Setiap hari truk yang membawa hasil perkebunan, seperti , beras , jagung , makanan eksport ,biji kopi, kulit manis, cengkeh dan gambir, sesudah antri di depan kantor, untuk membongkar muatannya, ada oknum yang menyogrok nyogrok   isi karung karung muatan sambil bertanya tanya tonase dan lain sebgainya. 

Begitu saya berdiri  di kantor, sekretaris melapor, ada petugas --petugas itu  mau menghadap. Saya persilakan masuk dan yang bersangkutan mulai membacakan istilah  alas an keamanan  "operating prosedure", agar supaya truk tetap boleh membongkar barang di sana pada waktunya . "Maaf Boss, ada 3 truk parkir di sini, dan itu mengganggu pengguna lalu lintas lainnya. 

Jadi minta agar dipindahkan" kata petugas. "padahal  truk itu membawa barang untuk dijual kepada perusahaan saya pak, tolong saja diatur gimana baiknya ya?" kata saya maklum asal situ tahu sama tahu nggak banyak cing sama cong . "Siap Boss, akan saya atur bagaimana baiknya ". kata si petugas dengan sikap menghormat terhadap komandannya. Sertifikat Mutu Sebelum barang dapat diangkut untuk dibawa kepelabuhan pun masalah baru , agar bisa dimuat di kapal yang akan membawanya keluar negeri, wajib harus ada sertifikat mutu. 

Petugas dari kantor sertifikat mutu datang dan memeriksa kualitas barang. Kemudian minta bertemu dengan saya, sambil membawa contoh kopi yang diambilnya dari tumpukan kopi. "Selamat pagi Boss. Hmm saya sudah periksa, menurut saya kualitasnya masih belum sesuai dengan mutu ekspor. Jadi harus diulangi lagi penyortirannya. Atau gimana baiknya menurut Boss?" kata si petugas. 

Dan saya tidak kaget mendengarnya, karena sudah menjadi ritual perjalanan sebelum mendapatkan sertifikat mutu. Maka saya menjawab: "Barang sudah harus dikarungkan dan besok pagi sudah akan dibawa ke pelabuhan pak. Jadi tolong diatur, agar sertifikat mutunya diterbitkan hari ini, bisa kan?" Tanya saya. "Siap Boss, Saya akan ke Kantor dan akan perintahkan staf saya untuk mempersiapkannya, saya sendiri siang ini akan mengantarkan dan menyerahkan kepada Boss" jawab petugas sangat sopan. Berarti "sudah deal" tanpa perlu dirundingkan, deal yang bagaimana karena sudah tahu sama tahu. Sudah Siap? Beluuum... perjalanan masih panjaaang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline