Lihat ke Halaman Asli

Rindu Ayah

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

06.11.2011

hari sabtu di penghujung akhir bulan nia akan menerima rapot TK-nya yang pertama. Sehari sebelum penerimaan rapot, telah diadakan pentas seni dan pertunjukan bakat-bakat semua siswa dan siswi TK, tak terkecuali nia. Nia telah berhasil menghipnotis seluruh pengunjung dengan pembacaan doa di awal pertunjukan.

Kali ini nia menerima rapot di dampingi ibu. Suasana bahagia tampak di keduanya selama perjalanan dari rumah menuju sekolah. Beruntung hari belum terlalu macet dan cuaca sangat bersahabat dengan keduanya. Nia yang selalu riang dan cerewet tak henti-hentinya menceritakan tentang perasaannya kemarin ketika pentas akhir tahun ajaran.

Sesampainya di sekolah, mereka berdua langsung menuju ke ruang kelas Nia. Kelas TK matahari, wali kelas telah menunggu kedatangan mereka, tepat berdiri di depan kelas.

"Selamat pagi nia..." Sapa bu guru tina. Tak ada suara yang terucap dari bibir nia, hanya ekpresi malu dan genit. "Kok diem aja? Biasanya nia menyapa..." Saut mama nia.

"Udah sarapan belom?" Tanya ibu guru tina.
"Udah..." Jawab nia.
"Udah sarapan kok lemes? Deg-degan ya? Mau terima rapot" balas bu guru tina, sambil mengedipkan mata ke mamanya nia.

"Mari bu langsung masuk ke kelas, mumpung orang tua murid lainnya belum datang" Ibu guru mempersilahkan mamanya nia, sambil mengandeng tangan nia.

Tak terasa waktu telah berjalan dua puluh menit, nia dan ibunya berada di ruang kelas TK matahari. Ketika pintu kelas dibuka oleh ibu guru tina, tampak beberapa orang tua murid dan anaknya yang telah mengantri di depan kelas.

"Halo nia..." Sapa mamanya vina, teman bermain di kelas matahari sekaligus sahabatnya. "Tuh ada vina... Halo vina..." mamanya nia menyapa balas. "Hai mba lena... Baru datang?" tegur mamanya nia. Para kedua orang tua murid TK matahari sudah saling kenal, biasanya mereka selalu menghabiskan waktu tiga jam di kantin TK untuk menunggu buah hatinya selesai belajar. Tak hanya menunggu, kadang juga merumpi sembari arisan dadakan.

"Iya jeng rina, baru aja sekitar lima menit yang lalu. Berdua aja? Nih..." Tanya lena, mamanya vina, teman sekelasnya nia dan sahabatnya.

"Iya mba... Bapaknya lagi dinas" jawab rina, mamanya nia. "Silahkan lho mba len... kalo mau masuk, aku juga buru-buru, ada arisan keluarga lagi nih"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline