Lihat ke Halaman Asli

吳明源 (Jonathan Calvin)

Pencerita berdasar fakta

Napak Tilas Isu Sampah Plastik dan Bahayanya

Diperbarui: 19 Mei 2019   19:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampah Plastik | Krautreporter 

Seperti yang telah diketahui, berdasarkan laporan dari Mckinsey Company yang bekerjasama dengan Ocean Conservancy di tahun 2015, menempatkan Indonesia sebagai negara penghasil sampah plastik nomor dua di dunia setelah Tiongkok. 

Dalam laporan berjudul Stemming the Tide: Land-based strategies for a plastic- free ocean, dijelaskan bahwa asal sampah plastik di lautan sebanyak 20% berasal dari industri penangkapan ikan dan kapal penangkap ikan sedangkan 80% sisanya berasal dari sampah plastik di darat yang tidak dikelola dengan baik sehingga mengalir ke lautan.

Lebih dari setengah jumlah sampah daratan yang mengalir ke laut berasal dari 5 negara yaitu Tiongkok, Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam yang berarti kelima negara tersebut menjadi lima negara dengan penyumbang sampah plastik di lautan terbesar di dunia.

Masalah sampah plastik tentunya cukup kompleks untuk diselesaikan dan mungkin saja memakan waktu yang tidak singkat karena seperti yang telah kita ketahui, kelima negara tersebut menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir dan saat ini negara-negara tersebut telah sampai pada tahap pertumbuhan ekonomi dimana permintaan konsumen akan produk yang aman dan sekali pakai lebih tinggi dibandingkan infrastruktur pengelolaan limbah local. Kemudian dari kondisi tersebut, memunculkan 2 masalah utama yaitu skala pengumpulan dan penampungan sampah itu sendiri

Asal mula dan Nilai Guna Sampah Plastik

Dari grafik tersebut, dapat disimpulkan bahwa sampah plastik yang mengalir ke laut dari daratan sebagian besar (75%) berasal dari sampah yang tidak tertampung sedangkan 25% berasal dari kebocoran sampah yang telah melalui sistem pengelolaan limbah. Masalah juga diperparah dikarenakan berdasarkan grafik, sampah plastik di laut didominasi oleh plastik dengan nilai guna yang rendah sebesar 61%

Jumlah plastik di laut secara tahunan

Dari grafik tersebut, dapat disimpulkan apabila tidak ada penanganan yang berkelanjutan (Business as usual/ menjalankan kegiatan bisnis dan kegiatan seperti biasa) dapat diprediksi jumlah sampah plastik yang bocor ke lautan tiap tahunnya semakin meningkat

Menurut McKinsey and Company, di tahun 2025 diperkirakan 250 juta ton sampah plastik mengalir di lautan meskipun telah diambil tindakan pencegahan. Dari jumlah tersebut, dapat diartikan dalam 3 ton ikan terdapat setidaknya 1 ton sampah plastik.

Plastik tidak hanya membahayakan hewan dan habitatnya dalam ukuran yang besar namun dapat membelah menjadi partikel yang lebih kecil (microplastik yang memiliki ukuran < 5 mm, nanoplastik yang memiliki ukuran < 0,1 m) hingga dapat menyusup ke partikel air ataupun ikan kecil yang akan dikonsumsi oleh mahluk hidup. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline