Lihat ke Halaman Asli

Eksplorasi Landasan Filosofis Pendidikan IPS sesuai Kebutuhan dan Visi Masyarakat Indonesia

Diperbarui: 6 Januari 2023   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Telah diketahui bahwa konsep pendidikan ilmu sosial pertama kali dimulai dari August Comte, yang memanfaatkan aspek filosofi dan antropologi untuk memajukan perlunya diajarkan ilmu sosial untuk menjawab keadaan zaman yang menjadi lebih turbulen dibanding sebelumnya. Selain itu terdapat juga gagasan Emile Durkheim dengan teori fungsionalitasnya. Ini timbul dalam konteks masa awal industrialisasi Eropa, dimana strata sosial yang jelas dan bersifat ekslusif dari masa lalu telah dirubuhkan berkat revolusi dan peperangan intens selama lebih dari 10 tahun. Alhasil, dari reruntuhan sosial tersebut mulailah dilaksanakan sebuah gaya hidup dan eksperimen baru untuk mengakomodasi keperluan masyarakat disana sebagai pengganti feudalisme yang sudah cerai berai dan lemah sebelum revolusi terjadi. Masyarakat juga dihadapkan dengan pilihan apakah mereka lebih baik kembali ke nilai konservatif prarevolusi atau mengusung dan memajukan nilai sekularisme dan liberalisasi yang diletakkan Napoleon di sebagian besar Eropa Barat. 

Selain itu, batu pijakan penting lainnya yang berkontribusi pada perkembangan ilmu sosial yaitu dipublikasikannya pemikiran-pemikiran Karl Marx yang menunjukkan kecacatan kapitalisme pada kurun waktu tersebut. Meskipun teorinya tidak berdampak langsung terlebih lagi praktiknya, karya pionir Marx telah membuka suatu jalan untuk tidak hanya mengkritisi individualitas manusia dalam ilmu sosial, melainkan juga menunjuk kesalahan pada sistem sosial yang ada yang memungkinkan gejala yang regresif dalam perkembangan masyarakat seperti eksploitasi, ketidakadilan, dll. Berkat pengaruh ideologi yang muncul dari kirtik-kritik tersebut maupun aksi-aksi langsung yang dilakukan guna menuntut perbaikan kondisi rakyat bukan pemilik modal, maka hari ini kita dapat hidup lebih baik dari mereka yang berada dalam masa awal industrialisasi.

Semakin berkembangnya zaman, pendidikan dasar di Indonesiamengalami tahap modernisasi. modernisasi tersebut mempengaruhi pendidikan dasar di Indonesia. Modernisasi ini dapat membentukkemajuan dalam dunia pendidikan tetapi pula dapat mendatangkan kemunduran bagi siswa di tingkat sekolah dasar. Dampak positif dari modernisasi diantaranya seperti lahirnya kemudahan dan kebebasan dalam mengakses informasi dan pengetahuan dari seluruh belahan dunia. Modernisasi juga menekan peserta didik sekolah dasar untuk aktif, serta dapat berpikir secara kritis untuk menanggapi semua peristiwa yang mereka temui di kehidupannya. Dengan begitu, pengajar akan mengalami peningkatan kualitas, karena memperoleh bahan materi pelajaran yang tidak ada batasnya. Dengan dilakukannya pemanfaatan teknologi termutakhir yang tersedia di era modern seperti saat ini secara maksimal, tentu hal ini akan membuat kualitas pendidikan Indonesia lebih baik. 

Terlebih lagi, pada jenjang sekolah dasar akan muncul kemajuan dan pembaharuan metode-metode pembelajaran kearah yang semakin inovatif. Terlebih dari itu, modernisasi mempunyai peranan di dalam proses mendidik peserta didik di SD. Yang mana tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil karya yang berinovasi melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi secara modern. Selain dari manfaat positif, modernisasi juga dapat menimbulkan dampak negatif. Dampak negatif tersebut diantaranya seperti munculnya kebebasan dan kemudahan untuk mengakses informasi, yang mana nantinya kehidupan peserta didik sekolah dasar akan rawan mengalami dekadensi moral. Maka dari itu, diperlukan adanya sensor dan kontrol dari pendidik serta orang tua untuk meminimalisir terjadinya hal sedemikian rupa. Pada kurikulum tahun 2013, pembelajaran IPS di sekolah dasar terpadu dengan melalui pembelajaran dan buku materi buku tematik dengan judul yang berbeda-beda setiap temanya. 

Selain itu, pada kurikulum 2013 ini menggunakan metode HOTS. HOTS (Higher Order Thinking Skill) dalam pembelajaran pendidikan IPS menjadi hal yang penting yang perlu dikembangkan oleh pendidik terutama untuk siswa sekolah dasar di tengah-tengah adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di abad ke-21. HOTS menjadi suatu keterampilan yang penting dan harus dimiliki oleh peserta didik supaya dapat memenuhi tantangan perkembangan zaman, hingga peserta didik bisa bersaing secara global. Pendidikan IPS masa kini, dengan konten IPS kurikulum 2013 revisi 2016 ini mencakup, (1) pengetahuan tentang kehidupan dilingkungan masyarakat dan sekitarnya (2) keterampilan tentang, berpikir secara logis tentu kritis, keterampilan membaca, learning skill, memecahkan masalah, komunikasi, interaksi sosial (3) nilai tentang nilaibudaya, nilai-nilai sosial, kejujuran, kemanusiaan dan kebangsaan sosial (4) mengembangkan sikap kreatif dan inovatif, sikap mandiri, rasa ingin tahu, tanggung jawab dan sebagainya yang meliputi sikap-sikap positif. 

Pendidikan IPS masa kini sudah mengikuti perkembanganzaman, yang harus diikuti oleh guru maupun peserta didik sepertimenggunakan metode HOTS. Metode ini berguna untuk keterampilan peserta didik dan untuk memenuhi tantangan perkembangan zaman.Konten pembelajaran IPS pada kurikulum 2013 revisi 2016 meliputi pengetahuan, nilai-nilai, sikap, dan keterampilan. Perencanaan kurikulum merdeka oleh menteri Pendidikan Nadiem Makarim bahwa kurikulum merdeka akan membuat perbaikan belajar yang lebih efektif karena dengan adanya penyederhanaan kurikulum, penghapusan Ujian Nasionalyang menurutnya memberatkan penyelenggara serta siswa, penyederhanaan RPP yang membuat guru lebih fokus dengan apa yang akan didiskusikan di kelas dan tidak menjadikan guru sebagai kunci pendidikan serta pusat ilmu pengetahuan, melainkan menjadi rekan untuk bersama-sama mencari dan menemukan ilmu pengetahuan tersebut.

Dalam pendidikan IPS komunikasi sangatlah penting untuk memastikan ilu dapat direplikasikan pada kesadaran siswa. Adapun, teknologi komunikasi merupakan sekumpulan perangkat teknologi yang meliputi hardware dan software hingga proses maupun sistem dengan fungsi yang membantu terjadinya proses komunikasi menjadi komunikatif. Komunikasi dalam hal ini adalah proses penyampaian pesan yaitu ide dan gagasan yang dilakukan antara sender dan receiver sehingga dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Komunikasi sendiri dapat dilakukan dalam bentuk lisan (verbal) ataupun (non verbal). Kata teknologi dalam bahasa Yunani terdiri atas techne atau keahlian dan logia atau pengetahuan sehingga dalam hal ini teknologi mengacu pada objek benda berupa perangkat keras yang dapat memudahkan aktivitas masyarakat (Rusman, 2012). Definisi teknologi menjadi semakin kompleks seiring dengan kemajuan zaman karena saat ini teknologi dikaitkan dengan pengetahuan mengenai penggunaan alat sehingga dapat berpengaruh pada kendali manusia dalam mengubah sesuatu yang sudah ada. 

Sedangkan, informasi merupakan sebuah rekaman terhadap fenomena yang terjadi (Sutopo, 2012). Informasi memiliki ciri-ciri tersendiri agar dapat dikatakan sebagai informasi yang berkualitas yakni memiliki keakuratan atau mampu menggambarkan situasi yang terjadi secara nyata dan sama. Munculnya informasi di masyarakat menyebabkan masyarakat harus mengelola informasi: Bagaimana cara anggota masyarakat memperlakukan informasi, penghargaan terhadap informasi, bagaimana cara orang mencari informasi, bagaimana orang membutuhkan informasi memunculkan istilah masyarakat informasi. Adapun yang menjadi ciri-ciri dari masyarakat informasi yaitu, adanya level intensitas informasi yang tinggi (kebutuhan akan informasi yang tinggi), penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan sosial, pengajaran dan bisnis, kemampuan pertukaran data digital yang cepat dalam jarak jauh, serta masyarakat yang sadar akan informasi dan mendapatkan informasi yang cukup. Berikut terdapat beberapa faktor pendorong terbentuknya masyarakat informasi, yakni dinamika informasi dan komunikasi, perkembangan teknologi komputer, dan perkembangan teknologi komunikasi.

Untuk menerapkan kompleksitas tersebut ke dalam pendidikan, dibutuhkan komitmen untuk menjaga openminded-ness dari penyelenggaraan kegiatan belajar, terlebih lagi yang melibatkan dunia internet. Diskursus perlu diselenggarakan secara logis dan tidak terbawa bias pribadi ataupun kelompok, terlebih lagi apabila sampai menyalahgunakan otoritas untuk mengucilkan suatu sudut pandang. Selain itu, perlu juga dikomunikasikan aspek historis dari pembelajaran ilmu sosial, karena baik manusia secara konsep maupun realita masyarakat yang kasat mata mempunyai dua ujung yang mana berapa masa lalu yang tak bisa diubah serta masa depan yang mempunyai persimpangan yang tak terhingga. Oleh karena itu, ilmu sosial perlu dipelajari dengan rasa hormat dengan pada saat yang sama mengusahakan masyarakat saat ini untuk tidak dibatasi pengalaman masa lalu dan kritis melihat keadaan dan mengambil pilihan yang paling baik bagi golongan masyarakat yang relevan agar tetap menjaga masyarakat tetap berjalan.

DAFTAR PUSTAKA

European Science Foundation. SCSS REPORT 2006-2007: Social Sciences in Europe.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline