Pertanian adalah ilmu pengetahuan serta seni dari bercocok tanam dan beternak. Pertanian juga merupakan awal mulai kunci dimana manusia mulai belajar untuk hidup menetap dengan menghasilkan makanan sebagai kebutuhan primer manusia. Dimulai dari 100.000 tahun yang lalu, pertanian selalu berkembang dari masa ke masanya. Diawali dari hanya memakan hasil tumbuhan tanpa menanam menjadi mulai berfikir untuk bertanam, hingga dewasa ini banyak alat-alat canggih untuk memudahkan petani dalam bertani.
Pada abad ke 21 ini, semakin banyak jenis-jenis pertanian yang dikembangkan oleh manusia, diantaranya adalah pertanian modern, pertanian konvensional, dan tak lain dan tak bukan pertanian berkelanjutan. Pada artikel ini, kita akan membahas sedikit tentang pertanian berkelanjutan serta agrowisata. Apa sih pertanian berkelanjutan itu ? Menurut wikipedia, pertanian berkelanjutan merupakan gerakan pertanian menggunakan prinsip ekologi, studi hubungan antara organisme dan lingkungannya. Simpelnya, pertanian berkelanjutan adalah pertanian yang memperhatikan baik segi ekologi maupun ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin.
Salah satu contoh dari pertanian berkelanjutan ini adalah agrowisata. Agrowisata merupakan suatu aktivitas manusia dalam bersyukur akan keindahan atau keelokan alam dengan memanfaatkannya menjadi suatu tempat yang bisa dinikmati dan dikunjungi banyak orang. Ada banyak agrowisata yang terdapat di negara kita. Salah satu contoh bentuk agrowisata yang ada di Indonesia adalah agrowisata Belimbing Karangsari. Agrowisata ini berada di Kota Blitar, tepatnya di jalan Cemara, Kelurahan Karangsari. Jika pembaca tertarik ingin datang, mudahnya tempat agrowisata ini berada 2 km di arah selatan tepat dari alun-alun Kota Blitar.
Di agrowisata Belimbing yang ada di Karangsari ini pengunjung bisa merasakan vibes memetik belimbing sendiri hingga mengolahnya menjadi olahan jadi, seperti minuman sirup dari buah belimbing. Pengunjung akan dipandu oleh 2 pemandu agrowisata tersebut, sehingga pengunjung tak perlu bingung jika belum pernah ada pengalaman berada di kebun-kebun ataupun pengalaman dalam mengolah buah belimbing.
Agrowisata juga dilengkapi dengan adanya pabrik pengolahan belimbing, tempat olah raga yaitu lapangan sepak bola, serta area parkir yang cukup luas. Selain itu, terdapat juga taman yang sejuk dan asri untuk pengunjung yang lelah dan ingin menghirup udara segar sejenak. Diluar itu, ada disediakan tempat untuk membeli buah belimbing oleh warga setempat yang bisa dibeli wisatawan untuk dijadikan oleh-oleh.
Sejarah berdirinya agrowisata belimbing karangsari ini adalah garapan atau inisiatif dari masyarakat setempat untuk bisa memanfaatkan lahan yang ada menjadi kebun belimbing seluas 5 ha. Kejadian tersebut baru terealisasi pada tahun 2005, dan terus berkembang sehingga pada tahun 2008 lahan tersebut sudah ditanami sebanyak kurang lebih 2500 pohon belimbing. Hingga sekarang kebun tersebut menjadi tempat agrowisata yang banyak diminati wisatawan luar.
Kondisi lahan pertanian di Blitar bisa dibilang cukup kecil, yang dimana pada tahun 2016, lahan pertanian di Blitar sebesar 1085 ha, dan pada tahun 2018 mengalami penurunan angka menjadi 1065 ha. Jika ditelaah lebih lanjut, penurunan luas lahan pertanian yang terjadi disebabkan karena lahan di Blitar kebanyakan termasuk lahan poertanian kering yang dimiliki seorangan, yang biasanya dijadikan lahan perumahan.
Jika dilihat dari segi penerapan pertanian berkelanjutan, tempat agrowisata Belimbing di Blitar ini sudah mencangkup semua pilar yang menopang keberlangsungan pertanian berkelanjutan.
Mari kita bahas satu per satu.
Pilar pertama adalah manusia. Manusia disini diuntungkan karena seperti yang orang banyak tau, belimbing merupakan buah yang banyak manfaatnya, misalnya buah belimbing bisa mengontrol tekanan darah, mengontrol gula darah, mencegah penyakit katarak, dan yang paling umum adalah buah belimbing sering dijadikan obat batuk yang manjur. Itu baru manfaat buahnya saja. Manfaat pohon belimbing juga bisa untuk lingkungan (pilar ke 2) yaitu sebagai penetralisir racun-racun di udara seperti polusi atau gas-gas yang disebabkan kendaraan bermotor, meredam getaran suara, dan juga bisa menjadi penyaring debu.
Pada pilar ke 3 pertanian berkelanjutan, ada yang dinamakan keuntungan profit di bidang ekonomi. Tentu agrowisata ini sangat menguntungkan pemerintah Blitar karena selain manfaat yang sudah dijelaskan diatas, rata-rata keuntungan yang didapatkan Agrowisata Belimbing Karangsari tahun 2017 Rp 26.540.909 keuntungan tersebut diperoleh petani belimbing dalam sekali panen. Bukan hanya itu, mengingat pada tahun 2013 agrowisata ini hanya menghasilkan keuntungan sebesar Rp 6.296.212 , tidak menutup kemungkinan profit yang dihasilkan dari agrowisata belimbing Karangsari, Blitar ini akan terus meningkat kedepannya.