Lihat ke Halaman Asli

Jonathan Lau

Mahasiswa

Wanprestasi Pembayaran Utang Debitur kepada Kreditur Menurut KUH Perdata

Diperbarui: 9 Maret 2022   23:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Perikatan adalah 2 orang yang saling memiliki hubungan hukum keperdataan, dimana salah satu pihak mempunyai kewajiban untuk memenuhi tuntutannya. Sedangkan perjanjian merupakan peristiwa hukum seorang berjanji kepada seorang lainnya untuk melaksanakan suau hal secara timbal baik. 

Perjanjian adalah persetujuan yang menyebabkan terjadi perikatan, dimana perikatan akan disebut sebagai kontrak jika memiliki konsekuensi hukum yang mempunyai hubungan erat dengan kekayaan antara para pihak yang menjalin sebuah kerjasama di dalamnya.

Wanprestasi merupakan keadaan dimana perjanjian tidak dilaksanakan sebagai mestinya oleh salah satu pihak, sehingga melanggar isi kontrak. Isi perjanjian yang dimaksud dapat beranekaragam sesuai dengan kesepakatan para pihak, dengan mematuhi berbagai syarat perjanjian sebagaimana diatur dpada Pasal 1320 KUHPerdata, sehingga para pihak akan menerima konsekusiensi dan akibat hukum apabila melanggar isi perjanjian atas pelaksanaan prestasi sesuai dengan Pasal 1324 KUHperdata.

Terdapat unsur-unsur wanprestasi dalam pembayaran utang debitur dan kreditur. Jadi perjanjian merupakan prestasi yang harus dipenuhi oleh debitu dan kreditur , karena para pihak telah menanggung hak dan kewajiban, sesuai dengan yang diperjanjian. Perjanjian yang dibut wajib memenuhi seluruh syarat sah perjanjian , meliputi syarat subjektif dan syarat objektif. Dalam subjektif dimana para pihak saling sepakat untuk adanya ikatan dan cakap , seperti cukup umur/sudah kawin dalam mengadakan perjanjian.. Sedangkan syarat objektif, yang meliputi yang diperjanjikan adalah hal tertentu dan suatu sebab.

Apabila 2 orang tersebut tidak memenuhi kriteria subjektif, akibatnya perjanjian yang sudah disepakati sebelumnya menjadi dapat dibatalkan, tetapi jika perjanjian tidak dapat memenuhi kriteria objektif, akibatnya perjanjian itu batal demi hukum, karena adanya undang-undang yang dilanggar oleh pihak tersebut dalam membentuknya. 

Tetapi jika syarat terpenuhi , perjanjian dapat menjadi sah serta berlaku , perjanjian itu harus menjalankan asas hukum. Asas itu antara lain adalah:Asas konsensualisme , Asas pacta sun servanda, Asas itikad baik dan Asas kebebasan berkontrak. 

Dalam asas konsensualisme, dimana perjanjian tersebut terbit dengan adanya kata sepakat. Sedangkan asas pacta sun servanda, perjanjian itu harus dipatuhi layaknya sebagai undang-undang oleh pihak yang mengikatkan dirinya kepada perjanjian. Sedangakan asas itikad baik, perjanjian dilaksanakan dengan kehati-hatian dan dengan maksud yang baik. Sedangkan asas kebebasan berkontrak, untuk mengadakan dan tidak mengadakan perjanjian.

Sehingga apabila kreditur maupun debitur tidak melaksanakan isi perjanjian sesuai dengan ketentuan yang diperjanjikan, maka ia telah melakukan wanprestasi. 

Wanprestasi diatur di dalam Pasal 1243 KUHPerdata , yaitu tidak memenuhi maupun adanya kelalaian dalam menjalankan kesepakatan yang disepakati di dalam perjanjian, karena wanprestasi dikenal sebagai pelaksanaan kewajiban yang sesuai jadwal/ waktu yang tepat atau dilakukan tidak dengan sebagaimana yang layak. Sehingga menimbulkan keharusan bagi debitur dalam melakukan pembayaran ganti rugi sesuai dengan yang disepakatinya, atau adanya wanprestasi dari salah satu pihak, pihak yang lain boleh meminta batalnya perjanjian.

Macam wanprestasi ada 3 yaitu pertama para pihak tidak melaksanakan janji sedikitpun. Kedua, para pihak memenuhi prestasi namun tidak sesuai jadwal waktu yang ada di dalam perjanjian dan ketiga, kesalahan dalam memenuhi perjanjian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline