Ekskursi ke Pesantren Amanah Tasikmalaya : Simbol Kedamaian dan Toleransi Bangsa Indonesia
Gus Dur pernah mengungkapkan, "Tidak penting apapun agama atau suku kita, kalau kita bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu." Toleransi adalah jembatan menuju kedamaian dan keindahan. Pengalaman siswa Kolese Kanisius selama ekskursi ke Pesantren Amanah Tasikmalaya tahun 2024 pun adalah bukti nyata dari indahnya hidup di bangsa Indonesia yang dihuni lebih dari ratusan suku dan ras.
Tujuan Dasar Ekskursi Kolese Kanisius 2024
Secara singkat, kunjungan sekolah Kolese Kanisius ke 10 pesantren yang berbeda ini bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai toleransi dan saling menghormati di antara pelajar dengan latar belakang yang berbeda. Dalam kisah ini pun, terdapat 22 siswa yang dituntun menuju Pesantren Amanah yang berlokasi di Tasikmalaya.
Ekskursi ini pun diciptakan untuk menguatkan Kanisian generasi muda untuk belajar tentang pentingnya hidup berdampingan dengan damai. Kegiatan tersebut pun berlangsung selama tiga hari lamanya.
Selama tiga hari di Pesantren Amanah Tasikmalaya, 22 Kanisian tersebut disambut dengan hangat oleh komunitas pesantren, yang membuka pintu mereka lebar-lebar. Dalam suasana yang penuh kekeluargaan ini, terlihat bahwa perbedaan bukanlah halangan, melainkan kesempatan untuk belajar dan berkembang bersama menuju Indonesia Emas.
Kisah Singkat Pengalaman Tasikmalaya
Ekskursi dimulai dengan perjalanan dari Jakarta menuju Tasikmalaya, yang diwarnai dengan antusiasme dan rasa penasaran dari Kanisian-Kanisian. Perjalanan yang melalui jalanan yang berliku-liku, dengan pemandangan alam yang indah sepanjang perjalanan, menambah semangat Kanisian untuk berdinamika Ekskursi.
Sesampainya di pesantren, Kanisian pun langsung disambut dengan senyuman dan sapaan hangat dari para santri dan pengurus pesantren. Hari pertama diisi dengan perkenalan dan tur keliling pesantren.
Mereka diajak melihat berbagai fasilitas, mulai dari asrama santri hingga ruang kelas dan masjid megahnya yang masih dalam pembangunan. Setiap sudut pesantren mencerminkan kesederhanaan namun penuh dengan semangat belajar dan beribadah. Hari pun diakhiri dengan makan bersama dan diskusi tentang pentingnya toleransi antar sesama manusia. Hal ini pun semakin mempererat relasi antara santri dan Kanisian.