Lihat ke Halaman Asli

Review A man Called Ahok -Felisha

Diperbarui: 25 November 2018   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

                                                                                                                                "A MAN CALLED AHOK"

Film yang diangkat atas kisah hidup mantan gubernur Basuki Tjahja Purnama berjudul "A Man Called Ahok" merupakan sebuah film yang patut diacungi jempol. Film yang menceritakan sosok Ahok ini mengambil latar tempat yang sesuai sehingga penonton benar-benar dapat membayangkan bagaimana keadaan hidup Pak Ahok semasa kecilnya. Selain itu, perjuangan-perjuangan yang Bapak Ahok lakukan juga tergambarkan secara jelas dalam setiap adegan-adegannya. Setiap naik dan turunnya cerita mampu membuat penonton terbawa oleh suasana dan ikut merasakan segala emosi yang ada pada film tersebut. Setiap karakter juga dapat dibawakan dengan baik oleh aktor-aktornya sehingga penonton dapat mengerti sifat-sifat dan karakter dari masing-masing tokoh yang mengisi kehidupan mantan gubernur DKI Jakarta tersebut. Terutama pada karakter ayah dari Pak Ahok yang saya nilai sangat baik dalam membawa film ini pada tahap kesuksesan. Beberapa adegan kejutan juga menghiasi film ini sehingga penonton tidak mudah merasa bosan ketika menyaksikan film "A Man Called Ahok" tersebut. Selama film ini berlangsung, terdapat satu adegan yang tidak dapat saya lupakan hingga sekarang yaitu ketika adik dari Pak Ahok meninggalkan dunia dan saat ayah dari Pak Ahok sakit keras. Menurut saya, adegan tersebut dapat benar-benar membawa penonton merasakan emosi dan suasana yang disajikan dalam film ini. Film ini sendiri memuat begitu banyak pesan moral yang berguna bagi penonton. Salah satu tokoh yang membawa pesan-pesan tersebut adalah ayah dari Pak Ahok. Darinya, saya yang mewakili penonton dapat belajar bahwa berbagi bagi orang lain tidak akan membuat kita kesulitan. Selain itu, saya juga belajar untuk berpegang teguh pada pendirian dan tujuan yang saya miliki, tidak ada kata tidak mungkin bila Tuhan telah berkehendak atas hidup kita. Salah satu kutipan yang saya ingat dari film ini adalah "Bila berburu harimau harus dengan saudara sekandung". Kutipan tersebut menyadarkan saya bahwa keluarga tidak akan pernah meninggalkan kita di kondisi tersulit sekalipun. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline