Lihat ke Halaman Asli

Kunjungan ke Pondok Pesantren Membangun Toleransi

Diperbarui: 21 November 2024   01:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyambutan (sumber : penulis)

"Sebab agama melarang adanya perpecahan, bukan perbedaan" -- Gus Dur  

Ekskursi Kolese Kanisius 2024 merupakan acara yang diadakan sekali setiap tahun dengan tujuan memperkenalkan para siswa kepada kebudayaan dunia di luar sekolah. Pada acara ini, para siswa angkatan 2025 dibagi menjadi kelompok kelompok yang akan mengunjungi pondok pesantren yang tersebar di pulau Jawa. 

Salah satu pondok pesantren yang dikunjungi adalah pondok pesantren Bismillah yang berlokasi di Serang, Banten. 

Dalam kunjungan ini, para pelajar dari Kolese Kanisius diajak untuk hidup berdampingan dengan para santri dan santriwati pondok pesantren. Mereka akan mengikuti jadwal kegiatan sehari-hari yang akan dijalankan oleh para santri. 

Kunjungan ke pondok pesantren bismillah merupakan pengalaman yang membuka mata batin. Kunjungan ini merupakan kali pertama bagi banyak untuk mengunjungi pondok pesantren. Pada saat baru sampai, para kanisian disambut dengan ramah ke dunia yang sangat berbeda dari kehidupan di rumah. 

Pondok pesantren bismillah merupakan sebuah institut pendidikan yang memiliki gaya hidup yang berlandas atas kesederhanaan. Hal yang mengagumkan dari pondok pesantren ini adalah cara mereka bisa menemukan kebahagiaan batin lewat keterbatasan-keterbatasan yang ada. 

Salah satu hal yang cukup menarik adalah budaya makan mereka. Salah satu kebiasaan dalam pondok pesantren ini adalah kebiasan satu piring dibagi untuk dua sampai tiga orang. Hal ini cukup menarik bagi pendatang dari kanisius karena kebiasaan satu piring hanya untuk makan satu orang saja. Selain itu,  para santri juga memiliki kebiasaan untuk tidur di lantai karena keterbatasan jumlah ranjang. 

Kegiatan mengaji (sumber : penulis)

Hal menarik kedua terletak pada kebiasaan beribadah para santri. Setiap hari, mereka melakukan kebiasaan mengaji. Mengaji adalah sebuah kegiatan yang dilakukan para santri untuk memupuk ilmu mengenai bahasa Arab dari berbagai kitab yang berasal dari agama Islam. 

Para santri dan santriwati setiap hari bangun pada pukul 04.00 kemudian berkumpul untuk mengaji. Pengajian dimulai dengan sebuah doa singkat yang dipimpin oleh salah satu santri kemudian diikuti oleh sesi pengajian yang dipimpin oleh ustad setempat.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline