Muka politikmu hipokrit, penuh intrik membungkam kritik,
kau lirik sana-sini sampai matamu perih, tak peduli pada yang lirih.
Pagimu tanpa ragu membangun patuh orang-orang keluh.
Sarapanmu dihidang tanpa malu, dari orang-orang penakut.
Nasi goreng, dari garingnya telur busuk yang kau semat dari mencuri semalam.
Kau gagah dari segala arah, dari tatapan orang-orang kalah. Kalah segalanya.
Bekalmu tidak sempurna, sebelum menguras usaha orang-orang lemah.
Suaramu kau tata, dari mulut-mulut terbata. Latah tanpa arah.
menggelegar seenaknya, membahana menyebar bak walang sangit.
Sangkamu wangi. Eh. Membau menguliti yang mencium parfumu di jalanan.