Lihat ke Halaman Asli

Jonal

Warga Bumi

Membongkar Mitos Maskulin dan Feminin

Diperbarui: 7 Maret 2023   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: www.naviri.org

Oleh Yasinta Mulia 

Baik wanita maupun pria, tidak perlu malu untuk mempelajari tentang alat kelamin sendiri. Terutama tentang wanita yang sering di hantui dengan perasaan di bully, hanya karena status keperawanannya. Padahal itu hanya selaut tipis yang ada di vagina wanita, yang pada akhirnya menjadi momok bagi wanita-wanita. Ada yang hanya karena alasan cinta, dan takut putus dengan pasangannya sehingga dengan gampang memberikan keperawanannya, padahal kunci untuk tetap menetap pada suatu hubungan bukan terletak pada hubungan seks semacam itu. 

Jika terjadi demikian, maka angka pernikahan usia dini semakin meningkat, kemungkinana untuk bunuh diri, dan putus sekolah; padahal ada yang belum tentu benar-benar siap untuk menerima akibat dari perbuatannya itu.

Masalah keperawanan akhirnya menjadi bahan omongan orang-orang, keperawanan akhirnya menjadi tolak ukur masa depan dan kesuksesan seseorang, yang dengan tanpa memikirkan perasaan orang lain, langsung menghina. “ Makanya jadi perempuan jangan lemah, masa baru pacaran kok sudah mau serahkan keperawanannya, dasar perempuan kotor, perempuan jorok, makanya pacaran itu jaga diri”, dan berbagai macam lebel-lebel lainnya.

Oke, mungkin di sisi lain semua itu berlawanan dengan norma, agama, serta adat istiadat yang ada pada  masyarakat, sehingga lantas menjadi tabu. Walaupun si pria bisa dengan bangga berkata:
“Eh,,,,dia sudah saya perawanin lho,,dan sekarang dia sudah tidak perawan lagi, hebatkan saya.” Lantas karena ketidakperawanan itu perempuan seperti di tempelkan stiker besar di dahinya: “Saya sudah tidak perawan lagi, saya bukan perempuan baik-baik, silahkan hina saya, silahkan bully saya."

Laki-laki selalu ingin mencari perempuan yang masih perawan, sedangkan mereka tidak pernah menyadarai bahwa merekalah yang membuat keperawanan seorang perempuan musnah, dan dengan gampang berkata :  “sayakan cuma iseng-iseng minta, dia-nya saja yang bodoh,mau ngasih keperawanannya buat saya, hingga akhirnya rumor-rumor menyebar dan menjadi bahan olokan bagi para pria. 

Lalu mengapa dunia tidak mempertanyakan keperjakaan pria, mengapa perempuan tidak bisa berkata: “Ehh,dia sudah saya perjakain,dan sekarang dia sudah tidak perjaka lagi”. Masalah keperawanan semacam ini membuat beberapa orang selalu disangkut pautkan dengan masa depan dan kesuksesan seorang perempuan, tetapi coba berpikir, terlepas dari masalah keperawanan, ketika seorang perempuan tidak perawan lagi; toh dia tetap menjadi manusia yang punya hak untuk hidup.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline