Lihat ke Halaman Asli

Puisi Menekung Agung

Diperbarui: 13 November 2022   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok: Jo Batara Surya

MENEKUNG AGUNG

Wangi dupa mengantarkan jiwa
Pada gumpal pusar cahaya
penghuni hati berwujud do'a menjemput tenang
tak ada suara
hanya hening menelusup kedalaman diri.

Jasad mematung
nafas hilir mudik didepan pintu kehampaan,
getarnya menanda yang datang
hangatnya serupa yang pergi
dingin selimuti hati tempat pembakaran.

Bahasa sunyi ditaman kesturi,
perjamuan dimulai dari cakra dasar hingga mahkota.
Perusuh mengoyak pikir amuk tak tenang
meloncat, melesat, menabrak peristiwa yang belum tamat.

Wangi dupa menjeratnya
Tapi perusuh begitu binal,
aku diamkan ia merangkai urusan
karena kemana pikiran diarahkan
kesana pula energi tersalurkan.

Meditasi kembang
muja alus ing diri,
meditasi wening
muji alus ing ati.

Menekung... meneng akal lan ati,
jumeneng....
meneng lan peteng mata indrawi.

Lihatlah pesta cahaya dalam sunyi,
hanya kau bersamaNya saja.

Surabaya 28-10-2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline