Surabaya, Jawa Timur -- BengCare, project jebolan Bangkit Academy didukung oleh Google, GoTo, Tokopedia, dan Traveloka, berhasil mencuri perhatian dengan meraih pendanaan inkubasi sebesar 140 juta dari program bergengsi di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Prestasi ini merupakan bukti nyata inovasi anak muda Indonesia dalam menjawab tantangan di sektor digitalisasi industri. Bangkit Academy, sebuah program kolaborasi antara Google, GoTo, dan Traveloka dalam rangka mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan ide-ide inovatif mereka. Melalui program ini, BengCare akan mendapatkan bimbingan intensif dari para ahli di bidang teknologi, bisnis, dan pemasaran digital.
BengCare merupakan aplikasi yang menghubungkan pemilik kendaraan dengan bengkel terpercaya. Pendanaan BengCare ini semakin diperkuat dengan terpilihnya BengCare sebagai salah satu startup dari lebih dari 500 project Bangkit lainnya, yang berhak mengikuti program inkubasi Bangkit Academy 2024 Batch 1.
Di balik kesuksesan BengCare, terdapat tim yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswa berbakat dari berbagai universitas ternama di Indonesia. Lima mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), yaitu Darren, Andrian, Naufal, Osvaldo, dan Riski, bersama dengan Ileene dari Universitas Ciputra Surabaya, serta Reginaldo dari Universitas Brawijaya Malang, telah berhasil membangun BengCare menjadi startup yang menjanjikan untuk mendobrak digitalisasi bengkel otomotif di Indonesia. Proyek inovatif ini berfokus pada digitalisasi bengkel di Indonesia dengan mengintegrasikan teknologi AI dan data analytics untuk meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas layanan. BengCare menawarkan solusi menyeluruh melalui fitur-fiturnya seperti booking system, predictive maintenance, dan AI Assistant. Dari ide inovatif dan motivasi ini, BengCare memberikan transparansi dan kemudahan akses layanan bagi pelanggan.
Dalam wawancara eksklusif, Darren, yang kini menjabat sebagai CEO BengCare, mengungkapkan motivasi yang mendorong pengembangan aplikasi BengCare.
"Sebagai anak rantau, saya pernah merasakan sulitnya mencari bengkel yang benar-benar bisa dipercaya di kota baru. Saat kendaraan saya rusak, ada rasa takut harga yang ditawarkan terlalu mahal atau kualitas layanannya tidak memadai, dan jika memilih bengkel murah, nanti hasilnya malah kurang memuaskan. Ketika berbagi cerita ini dengan teman-teman, ternyata banyak yang mengalami hal serupa. Dari pengalaman inilah lahir ide aplikasi BengCare, agar siapapun termasuk anak rantau seperti saya, bisa dengan mudah menemukan bengkel terpercaya dengan harga yang transparan. BengCare bukan hanya sekadar platform pencari bengkel, tetapi juga sebuah langkah untuk membantu bengkel-bengkel lokal masuk ke era digital, memperluas jangkauan mereka, dan memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. Kami ingin BengCare menjadi jawaban bagi mereka yang mencari kenyamanan dan kepercayaan saat butuh layanan servis di mana pun berada."
Selama program inkubasi ini, BengCare diharapkan membawa dampak besar bagi digitalisasi industri bengkel, memperkuat daya saing UMKM, dan menjawab kebutuhan pasar yang semakin terhubung secara digital. BengCare juga menegaskan komitmennya untuk dapat mempercepat perkembangan digital bengkel di Indonesia dan menciptakan dampak positif serta berkelanjutan bagi industri otomotif. Keberhasilan BengCare menjadi bukti nyata bahwa inovasi dari startup muda dan teknologi AI yang terintegrasi, dapat memperkuat semangat kolaborasi dalam memberdayakan UMKM di sektor otomotif, menjawab kebutuhan masyarakat di era digital, dan menginspirasi mahasiswa untuk terus berkreasi dan berkontribusi dalam pembangunan Indonesia yang lebih maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H