Setidaknya ada beberapa hal yang saya rasa juga sering teman-teman alami, yakni tentang wabah aktivitas yang mudah menular. Bukan penyakit seperti influenza atau covid, namun ada aktivitas yang dilakukan seseorang namun secara tidak sadar mudah menular ke banyak orang.
Nah, tanpa perlu panjang-lebar, berikut saya sajikan beberapa aktivitas yang mudah menular dalam kehidupan sehari-hari.
Menguap
Menguap adalah respons tubuh ketika merasa lelah. Berbagai riset menyatakan kalau penularan aktivitas menguap itu diduga berkaitan dengan rasa empati seseorang. Entah itu penelitian yang mengada-ada atau benar-banar secara ilmiah, yang jelas menguap semacam ada kekuatan gaib yang mengajak orang lain untuk ikut bersama-sama menguap.
Saya juga sering ketularan menguap, bukan karena saya empati, namun karena ada kekuatan supranatural yang menuntut mulut saya ikut menganga melihat orang sekitar yang menguap. Padahal saya tidak sedang capek, lelah, atau bosan. Ternyata ini merupakan penularan yang mudah terjadi meski bukan termasuk virus penyakit.
Oiya, virus menguap ini hanya bisa terjadi ketika calon tertular melihat aktivitas menguap orang lain. Jadi meski ada manusia duduk di sampingmu, kemudian kamu menguap namun ia tidak melihat, ia tidak akan ikut menguap.
Tertawa Lepas
Bagi penggemar bola tentu cukup familiar dengan komentator berkulit hitam yang tertawa lepas saat menyebut dua kata lucu, "Manchaster United". Keikhlasan tertawa itulah yang membuat penonton tertular virus tertawa. Masih banyak kasus lain jika ada orang dalam tongkrongan yang punya tertawa lepas.
Tanpa set-up dan punchline pun, tertawa lepas punya daya magis untuk ikut membuat orang sekitar tertawa bersama-sama. Itulah kenapa materi komedi receh yang diimbangi dengan tertawa lepas dari komunikan, penonton mudah tertular. Syaratnya, tertawanya harus lepas dan ikhlas. Tidak dibuat-buat.
Kalau mau bukti, silakan kalian tiba-tiba datang ke tongkrongan kalian. Tanpa sepatah kata pun, kemudian kalian tetawa lepas beberapa detik, pasti akan disambut tertawa teman-teman yang lain. Meski setelah itu akan dituduh gila alias kurang waras.
Bernyanyi Lagu
Tentu tidak sembarang lagu. Lagunya harus populer sepanjang masa atau sedang viral. Entah kenapa setiap saya bernyanyi lagu-lagu kenangan yang baru saja saya dengar di Spotify bisa dengan mudah menulari orang sekitar. Biasanya mereka tertular setelah saya berhenti beberapa menit. Seolah ada memori yang membekas untuk kemudian di keluarkan secara tidak sadar.
Itulah kenapa setiap saya mau tertular virus ikut-ikutan nyanyi lagu yang sebenaranya saya tidak suka, saya segera sadar dari hipnotis lagu biadab tersebut dengan melakukan improvisasi nada. Kemudian melanjutkan lagu lain yang beda dengan lagu yang dinyanyikan orang lain sebelumnya. Yah, gengsi lah. Perkara selera lagu saja masak ikut-ikutan (tertular).