Lihat ke Halaman Asli

Piala Dunia Qatar 2022 Melarang Ada Bir di Lingkungan Stadion, Siapa yang Harus Toleransi?

Diperbarui: 25 November 2022   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Piala Dunia Qatar | sumber: pixabay.com/RosZie

Perhelatan akbar sepak bola empat tahunan Piala Dunia akan digelar di Qatar mulai hari Minggu, 20 November 2022. Selain penuh kontroversi, pemilihan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia juga menghadirkan kesenyapan euforia menyambut pesta olahraga sepak bola dunia. Selama lebih dari 30 tahun hidup di muka bumi ini, tampaknya Piala Dunia tahun ini, menjadi kompetisi paling anyep yang digelar FIFA.

Di sisi lain, alasan pandemi mungkin juga menjadi dalih memaklumi keadaan setelah cukup lama kompetisi sepak bola dunia divakumkan. Ditambah pelaksanaan yang tidak biasa pada waktunya: akhir tahun. Kompetisi sepak bola eropa belum genap menggelar setengah kompetisi, sudah diselingi sama agenda Piala Dunia. Kesannya seperti jeda internasional biasa: pertandingan persahabatan.

Pemirsa lebih suka menyimak informasi resesi ekonomi global dibandingkan Piala Dunia yang seharusnya dirindukan sebagai agenda empat tahunan. Bumbu konspirasi, korupsi, dan kejahatan manusia juga nyaring disuarakan oleh para pengamat sepak bola, pemain, hingga klub di berbagai negara. Padahal di Piala Dunia sebelum-sebelumnya, pihak broadcasting dan media nasional sebulan penuh mengabarkan berita up to date sepanjang gelaran.

Apa mungkin ada alasan lain yang mendasari sepinya animo masyarakat menyambut Piala Dunia Qatar 2022?

Masak iya gegara Qatar merupakan negara (mayoritas) muslim?! Sementara negara peserta Piala Dunia didominasi nonmuslim. Jadi semacam ada siasat menyepikan Piala Dunia agar tidak terlalu jauh menyuarakan agenda-agenda agama melalui Qatar sebagai tuan rumah. Buktinya banyak aturan syariat yang harus dipatuhi para peserta Piala Dunia, salah satunya dilarang menjual dan mengonsumsi bir di lingkungan stadion.

Timnas sepak bola yang bertanding harus menghormati adat budaya di daerah tersebut dengan tidak boleh minum bir. HARAM! Sementara kebiasaan stadion di Eropa menyediakan cafe atau warung yang mayoritas menjajakan bir. Tentu peraturan ini mengagetkan bagi para staf dan pemain. Apa pengganti bir saat kebiasaan mereka bertanding di stadion? Tolak Angin?

Nah, aturan bir ini menarik diulas dari kacamata keagamaan dan kemanusiaan. Siapa yang musti bertoleransi? Muslim atau yang nonmuslim?

Kalau di Indonesia mungkin boleh-boleh saja minum bir di lingkungan stadion dalam gelaran Piala Dunia, toh organisasi yang suka sweeping minuman keras juga sudah dibubarkan. Jadi lebih mudah menjawab siapa yang harus bertoleransi. Ya, Muslim! Muslim Indonesia itu toleransinya pol-polan, alasan kemanusiaan dan persaudaraan akan membolehkan pemain bola mengonsumsi apa pun yang mereka inginkan, asalkan tidak bikin onar aja, mereka tetap akan disambut.

Masalahnya, Piala Dunia 2022 di gelar di Qatar. Jadi nonmuslim yang diwajibkan bertoleransi kepada muslim. Berpuasa tidak minum bir sebelum dan setalah bertanding. Takut masyarakatnya penasaran dan mencicipi hingga akhirnya ketagihan. Terlalu jauh menganggap Qatar punya agenda terselubung mengislamkan masyarakat dunia dengan berbagai aturan sesuai syariat. Toh, mereka juga tidak diwajibkan salat. Hanya dilarang minum bir, itu pun di lingkungan stadion. Selebihnya bebas. Pemain mau mangku purel neng karaokean juga boleh.

Pelarangan minum bir di sekitaran stadion juga bisa dijadikan alibi kalau tim yang difavoritkan juara bakal terjegal di awal kompetisi. Jadi jangan heran kalau Piala Dunia Qatar 2022 akan menghadirkan juara baru dan penuh kejutan seperti ramalan Samuel Eto'o. Bukan Brasil, Argentina, Prancis, atau Jerman, tapi KAMERUN akan menjadi juara Piala Dunia 2022 karena pemain-pemain terbaik dunia dilarang minum bir.***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline