Lihat ke Halaman Asli

Teater Gadhang Mempersembahkan Pertunjukan dengan Naskah "Anai-Anai"

Diperbarui: 14 Oktober 2022   13:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: Instagram.com/@Teater_Gadhang

Teater Gadhang akan menyelenggarakan program kerja Pentas Produksi dengan Naskah Anai-Anai karya Joko Yuliyanto. Pementasan ini disutradari Arsitadewi dengan sisipan tari kontemporer dari koreografer Eldin. Pentas Anai-Anai akan digelar di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah pada hari Selasa, 25 Oktober 2022 mulai jam 19.00 WIB.

Sebelumnya, Teater Gadhang cukup aktif berkarya (pentas) dengan memenangkan beberapa perlombaan tingkat regional dan nasional. Tahun lalu mewakili Universitas Sebelas Maret dalam ajang pekan seni mahasiswa. Berbagai event diadakan untuk menyalurkan minat dan bakat kesenian anggota mulai dari pameran seni, pementasan kolosal, hingga perlombaan teater.

Anai-Anai merupakan naskah yang ditulis oleh salah satu anggota Teater Gadhang. Mengembangkan konsep ide surealis atau absurd dengan tema yang kompleks seperti kehidupan, percintaan, agama, pendidikan, dan sosial. Menjawab realita di masyarakat tentang konsep kebahagiaan dan tujuan hidup.

Teater Gadhang mencoba mengemas pertunjukan Anai-Anai dengan sisipan nilai estetika tanpa mengabaikan sisi logika dan etika. Banyak pesan yang ingin disampaikan mengenai bagaimana bersikap di tengah problem kehidupan dalam ranah kebudayaan masyarakat.

Pentas akan berlangsung sekira dua jam. Mencoba mempertontonkan artistik yang sederhana dan penuh kejutan. Naskah Anai-Anai diharapkan menjadi pengingat bahwa manusia sering lupa akan hakikat kehidupan. Prosesi spiritul manusia menjangkau nalar ketuhanan yang membawa pesan kedamaian.

Ada enam tokoh utama dalam naskah Anai-Anai seperti Dongok, Nur, Kosim, Jahar, Nurela, dan Ratri. Ada juga tokoh pendukung seperti Roni dan orang-orang dengan menggunakan latar pedesaan dan ruang dimensia.

Sekilas Naskah Anai-Anai

Anai-Anai alias laron merupakan simbol kehidupan manusia yang selalu dalam tahap pencarian cahaya (kebahagiaan). Implementasi dari keberadaan cahaya adalah ketuhanan. Anai-anai mengajarkan betapa kejamnya kehidupan yang lebih memilih kegelapan dibandingkan terang cahaya.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu terjebak nafsu keinginan. Menggantungkan kebahagiaan kepada orang lain, sementara cahaya sejati ada dalam diri manusia itu sendiri. Manusia mencari Tuhan sampai bilik gereja, teras masjid, pintu vihara, namun tidak pernah ketemu. Sementara "pejalan" menemukan Tuhan dalam dirinya.

Anai-Anai menjadi gambaran realitas kehidupan manusia yang mencari sumber konflik karena ketidaktahuan akan kebahagiaan yang dicarinya. Memperdebatkan tenang konsep kebahagiaan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Ada banyak dialog satire yang dituangkan dalam naskah Anai-Anai yang menyinggung tema sosial, pendidikan, kesetaraan gender, agama, dan hubungan percintaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline