Lihat ke Halaman Asli

Mendidik Dengan Ikhlas Pangkal Keberhasilan

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mendidik Dengan Ikhlas Pangkal Keberhasilan

Guru adalah sosokprofessional dan terhormat di mata siapapun. Maka guru harus benar-benar dapat digugu dan ditiru baik dalam ucapan, perbuatan maupun tingkah lakunya. Guru professional (baca guru yang baik) (bukan hanya guru-guruan) tentunya memiliki niat yang baik, niat yang tulus ikhlas dalam menjalaniprofesinya. Tidak mengharapkan pujian, penghargaan, penghormatan, ketenaran dan sejenisnya. Di supervisi maupun tidak oleh kepala sekolah atau pengawas dan lainnya tetap konsisten melaksanakan tupoksi (tugas pokok dan fungsi ) nya.

Sebagai guru professional tidak mengharapkan imbalan atau balasan yang lebih baik dan lebih bagus dari profesinya. Menjadi guru harus memiliki niat yang tulus ikhlas hanya karena Allah SWT semata. Menjadi guru apabila tidak disertai dengan niat yang tulus ikhlas maka pekerjaannya hanya sebatas mendapatkan upah/gaji/tunjangan guru (Sertifikasi)dari yang dikerjakannya tak ada imbalan selain itu. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya dan sesungguhnya bagi seseorang itu akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya(HR Bukhori).

Niat yang tulus ikhlas sangatlah menentukan. Jika bekerja sebagai guru dilandasi dengan niat yang tulus ikhlas maka Allah SWT akan memberikan dua imbalan yaitu imbalan di dunia dan imbalan di akherat kelak. Ikhlas dalam menjalankan pekerjaan sebagai guru adalah landasan dari keberhasilan, Guru yang ikhlas tidak akan tersesat dan terperosok oleh bujuk rayu Iblis ataupun setan. Akan tetapi guru yang tidak ikhlas tak kan dapat membuahkan kebaikan melainkan hanya akan merugikan dan menyesatkan diri sendiri. Karena suatu saat kedoknya akan terbongkar gara-gara pekerjaannya tidak dilandasi dengan keikhlasan yag pada akhirnya kawan seperjuangan akan menjauhinya. Lain halnya dengan guru yang ikhlas ia akan mendapatkan simpati dari warga sekolah dan banyak kawan dalam pergaulan.

Peran dan pengaruh niat sangat menentukan bahkan malah dapat mengubah nilai suatu perbuatan yang dilakukan. Bila guru dalam melakukan rutinitasnya sebagai pendidik didasari dengan niat yang tulus ikhlas, Allah SWT, menilainya sebagai pahala. Akan tetapi sebaliknya bila guru tidak melandasi dengan niat yang tulus ikhlas maka tak dinilai apa-apa oleh allah SWT dan bahkan dapat menjadi suatu perbuatan yang mendatangkan dosa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline