"Pintu Masuk ke Dunia Penulisan: Strategi Mudah untuk Penulis Pemula Mengembangkan Kreativitas melalui Seni Meniru."
Anda mungkin pernah mengalami ini: setelah menyelesaikan sebuah buku, pikiran Anda melintas, "Ah, mungkin saya juga bisa menulis buku seperti ini," atau bahkan, "Buku ini gue banget!" karena ada peristiwa atau kejadian dalam buku yang sangat mirip dengan pengalaman Anda sendiri. Nah, dalam kasus buku "Sekolah Kaya Sekolah Miskin," saya memiliki pemikiran serupa. Ada pengalaman yang sangat mirip dengan cerita dalam buku yang saya baca, dan saya ingin berbagi contoh dengan Anda.
Buku "Rich Dad, Poor Dad" karya Robert Kiyosaki menjadi sangat populer pada awal tahun 2000-an. Saya membacanya dan terpesona oleh prinsip-prinsip yang dijelaskan dalam buku ini. Tak lama setelah itu, saya menemukan buku "Sales Kaya Sales Miskin," yang jelas merupakan turunan dari "Rich Dad, Poor Dad." Nah..! Saat saya membaca buku ini, pikiran saya terus berputar.
Jika Tirta Setiawan, penulis buku ini, berbicara tentang pengalamannya sebagai Sales Miskin dan memberikan tips dan trik untuk menjadi Sales Kaya, saya benar-benar merasa ada kemiripan dalam pengalaman dengan Tirta Setiawan. Perbedaannya adalah dia di BIDANG PENJUALAN, sedangkan saya adalah SEORANG GURU yang pernah menjadi kepala sekolah di sebuah SEKOLAH MISKIN di daerah padat penduduk di Tanjung Lengkong Cawang, Jakarta Timur. Sekolah saya berada di tepi Sungai Ciliwung, dekat dengan pemakaman dan gang berlumpur. Lima tahun kemudian, saya menjadi kepala sekolah di sebuah SEKOLAH KAYA yang dimiliki oleh sebuah perusahaan pertambangan batu bara di Kalimantan Timur.
Ide untuk menceritakan kisah unik saya saat memimpin sebuah sekolah Miskin dan tantangan memimpin sebuah sekolah Kaya muncul. Saya ingin menuangkannya ke dalam sebuah buku. Dan saya secara harfiah meniru daftar isi buku "Sales Kaya" dan mengubahnya menjadi "Sekolah Kaya." Saya terus menulis tentang pengalaman saya sebagai kepala sekolah, dan ketika saya melihat sampul "Sales KAYA," nama Dodi Mawardi terdaftar sebagai Co-Writer, yang berarti penulisan "Sales Kaya" dibantu oleh Dodi Mawardi. Saya kemudian menghubunginya untuk membantu dalam penulisan buku saya. Informasi lebih lanjut tentang Dodi Mawardi dapat ditemukan dengan mencari namanya di Google.
Peniruan, Belajar untuk Meniru, ATM - Amati, Tiru, Modifikasi, atau dengan istilah yang lebih halus, Terinspirasi oleh buku-buku lain, adalah seni menulis buku, terutama bagi penulis pemula, untuk memulai dan berani menulis buku mereka sendiri. Saya juga menggunakan metode ini. Dengan setiap bab yang ditulis, semakin mudah dan percaya diri untuk menulis dan menerbitkan buku Anda sendiri. Saat ini, ada belasan buku yang telah saya tulis, dan salah satu buku saya, "Cara AMPUH Merebut Hati Murid," telah terjual lebih dari 50.000 kopi.
Jadi, bagi Anda para penulis pemula, jangan ragu untuk terinspirasi oleh buku-buku yang Anda baca, karena siapa tahu, Anda memiliki kisah unik yang dapat menginspirasi orang lain.
Merangkul Seni Peniruan
Menulis buku pertama Anda bisa menjadi tugas yang menakutkan. Namun, dengan merangkul seni peniruan, Anda dapat mengubah proses yang menakutkan ini menjadi perjalanan yang dapat dikelola dan menyenangkan. Inilah cara Anda bisa memanfaatkan peniruan untuk berhasil membuat buku pertama Anda.
1. Kenali Buku yang Mencerminkan Anda
Mulailah dengan mengenali buku-buku yang mencerminkan Anda secara pribadi atau profesional. Ini adalah buku-buku yang membuat Anda berpikir, "Saya bisa menulis sesuatu seperti ini." Analisis mengapa buku-buku ini mencerminkan Anda. Apakah itu gaya penulisan, struktur, tema, atau pengalaman yang dibagikan oleh penulis? Memahami apa yang menarik Anda pada buku-buku ini akan membantu Anda menemukan elemen-elemen yang dapat Anda masukkan ke dalam tulisan Anda sendiri.