PENDAHULUAN
Setiap hari, Kota Samarinda memproduksi 800 ton sampah. Sampah organik dan nonorganik tersebut terkumpul dari berbagai titik. Jika dijumlah setiap bulan, Kota Samarinda menghasilkan sampah sebanyak 24 ribu ton (kaltimtoday.co, 2021)
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, Nurrahmani, SIP.MM. mengatakan, pada hari tertentu jumlah sampah di ibu kota Kaltim meningkat drastic, misalnya di akhir pekan, libur sekolah, idul fitri, natal, dan tahun baru. Pada momen tersebut sampah bertambah 30 persen dibanding hari biasanya. "Sedangkan yang bisa kami buang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) hanya 521 ton per hari. Sisanya dibakar. Itu yang kami angkut, belum lagi yang tercecer di jalan dan trotoar," ucapnya (kaltimtoday.co, 2021)
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 menjelaskan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Secara umum sampah dibedakan menjadi tiga, yaitu sampah organik, sampah anorganik, dan sampah berbahaya. Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk di suatu wilayah maka meningkat pula volume sampah. Tingkat konsumsi masyarakat memberi kontribusi dalam peningkatan volume sampah yang semakin meningkat baik volume maupun ragam jenisnya. Sampah rumah tangga merupakan salah satu sumber sampah yang besar sumbangannya dalam peningkatan volume sampah di suatu lingkungan.
Keberadaan sampah rumah tangga di suatu lingkungan tidak dapat dihindarkan disebabkan oleh pengelolaan sampah yang masih didominasi sistem pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, dan pembuangan ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) atau bertumpu pada pendekatan akhir (end-of-pipe). Penanganan yang tidak optimal akan menimbulkan berbagai permasalahan Lingkungan seperti timbulnya banjir, timbulnya penyakit, sanitasi lingkungan memburuk, turunnya kandungan organik lahan pertanian, dan mempercepat pemanasan global. sehingga diperlukan adanya komitmen bersama dalam pengelolaan sampah untuk mengurangi timbulnya berbagai permasalahan lingkungan.
Peran masyarakat dalam pengelolaan sampah diperlukan tidak hanya sebatas dalam membuang sampah di tempat yang seharusnya, namun diharapkan termasuk juga pengolahan sampah yang memberikan manfaat kembali bagi masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini sebagai salah satu bentuk tanggung jawab Program Studi Pengelolaan Lingkungan Jurusan Lingkungan dan Kehutanan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi maka perlu diadakan pengabdian pada Masyarakat guna memberikan pendampingan pengelolaan sampah yang baik dengan memeberikan Solusi pemanfaatan limbah sampah organic menjadi Ecoenzyme.
Limbah organik rumah tangga selama ini hanya dibuang percuma ke tempat sampah. Hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan warga tentang teknologi pemanfaatan limbah organic rumah tangga seperti Ecoenzyme Ecoenzyme adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh fermentasi limbah sayur/buah segar dengan media air dan gula merah serta penambahan ragi. Ecoenzyme diklaim sebagai solusi multiguna untuk aplikasi domestik dan pertanian dengan menggunakan mikro organisme selektif seperti ragi, proses fermentasi membentuk garam mineral, asam organik, alkohol, rantai alami protein dan enzim. Ecoenzyme adalah pembersih alami universal yang dihasilkan dari kulit sayur/buah (biasanya jeruk) atau limbah organic lainnya. Ecoenzyme bisa menjadi alternatif yang efektif untuk bahan kimia keras seperti pemutih, fenil, dan larutan kimia lainnya yang biasanya digunakan dalam rumah tangga untuk mencuci kamar mandi, membersihkan toilet, bersihkan lantai, ubin dan permukaan lainnya. Secara kimiawi, mereka adalah campuran zat organik kompleks seperti protein, garam dan bahan lain yang merupakan produk sampingan dari bakteri / yeast yang digunakan untuk membuat Ecoenzyme mampu memecah limbah kimia dan organik lainnya sehingga membantu dalam menghilangkan noda, bau, menyingkirkan mikroba berbahaya, menetralkan racun dan polutan.
Gula merah yang ditambahkan dimanfaatkan oleh mikroba; karena metabolisme mereka ozon yang diturunkan dapat membunuh bakteri. Ecoenzyme bertindak sebaga agen anti-jamur, anti-bakteri dan insektisida. Kulit buah jeruk merupakan bahan yang efektif karena sifatnya yang berbeda seperti wangi khas dan rasa yang tajam, sumber vitamin C serta kaya akan sifat obat dengan nilai keasaman tinggi sehinga bisa menghasilkan Ecoenzyme dengan bau yang lebih nyaman dan mempunyai keasaman yang lebih tinggi. Kulit buah jeruk bisa digantikan dengan limbah buah dengan bau dan rasa yang asam sehingga menghasilkan Ecoenzyme yang khas.
PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PROGRAM STUDI PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Pelaksanaan kegiatan ini meliputi Ceramah, Diskusi dan praktek pembuatan Ecoenzyme bersama warga Pokmas Cendana dan dilaksanakan pada hari Rabu 28 Agustus 2024 di Langgar Al Mukarromah RT. 09 Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda. Adapun pelaksanaannya dirinci sebagai berikut :
- Pembukaaan Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat Masyarakat Program Studi Pengelolaan Lingkungan Jurusan Lingkungan dan Kehutanan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda