Lihat ke Halaman Asli

J.A Pakpahan

Penulis/penyair/pembaca puisi

Menerka Wajah

Diperbarui: 4 Juni 2023   01:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

MENERKA WAJAH
oleh: J.A Pakpahan

"Bangun, nanti terlambat kau sekolah!"
Mataku basah dengan kata-kata
Kala pagi tak kudengar suaranya bernyanyi
Meja makan yang kosong, piring kotor menumpuk, serta baju kemeja kemarin masih penuh daki dan tergantung di kamar mandi

Mataku basah dalam kesunyian
Kala malam tak kudengar suara televisi dan tawa bahagia darinya
Ruang tamu diam; asap rokok ayah pun tak lagi berkelahi dengannya
Semua bak asing dalam kepala

"Dimana foto ibuku, Ayah?"
Mataku basah dengan kata-kata
Kemudian ayah berlalu bersama waktu
Tidur dan tidak untuk bangun  kembali
Damai dengan tanah; memeluk ibu yang telah lebih dulu

Aku masih terus menerka
Tentang wajahnya yang tak lagi sama
Ribuan kertas dan pena tak mampu menemukanya
"Bagaimana lagi caraku mengenang mu, ibu?,
Bagaimana lagi caraku mengenang mu, ayah?"

Jambi, 25 mei 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline