Lihat ke Halaman Asli

Ketidakpedulian karena Peduli

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali kita berpikir sesuatu hanya berdasar pada pemikiran kita saja. Kita tidak melihat samping kiri kanan, depan belakang, kita tidak mencoba berpikir sejenak dengan pemikiran dia. Kita melihat sesuatu itu baik menurut kita, seolah itu bagian dari kepedulian kita terhadap sesama, tapi pernahkah kita berpikir bagaimana perasaan seseorang itu? Jangan-jangan sebenarnya dia risih, hanya karena tidak enak, lantas dia seolah-olah senang karena kita pedulikan...

Bagi saya, peduli itu harus, karena kita makhluk sosial, tentu untuk bersosialisasi kita butuh kepedulian. Tapi bagi saya, kepedulian itu dua arah, kita peduli, tapi orang yang kita pedulikan juga harus peduli, jika tidak, hilangkan kepedulianmu itu, buang jauh-jauh. Atau...tidak peduli saja karena sebenarnya kita peduli.

Kepedulian akan berimbas pada pertanyaan-pertanyaan ingin tahu. Adakah manfaatnya bagi kita? Tentu saja tidak, manfaatnya hanya karena kita peduli, makanya kita tanya-tanya. Pertanyaannya, apakah orang yg kita pedulikan itu ikhlas kita tanya-tanya? Bayangkan...jika teman-teman dia juga bertanya hal yang sama, sekali dua kali bolehlah, tapi jika sepuluh orang yang bertanya dengan pertanyaan yang sama persis bgmn? Pusing bukan? Cenderung seballl...itulah sebabnya, tidak usahlah peduli karena kita peduli, karena kita tidak ingin menambah beban orang tersebut.

Kepedulian memang seperti pedang bermata dua, kepedulian yang berlebih tentu akan menjadikan keburukan, sedang ketidakpedulian juga bermuara pada keburukan. Maka...mari kita peduli dengan tidak peduli ....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline