Lihat ke Halaman Asli

Haruskah Negeri Ngotjolia Berakhir?

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Tulisan-tulisan yang hadir di Kompasiana dengan sajian dan cara pandang berbasis metode penyajian yang santai (seperti negeri Ngotjolia) semakin banyak menghiasi halaman-halaman Kompasiana. Akan tetapi keberadaan tulisan-tulisan seputarnegeri Ngotjolia yang semakin dominan (menurut beberapa teman di kompasiana) mulai dirasa mengganggu dan bahkan dinilai keluar dari jalur/esensi kompasiana. Pertanyaan selanjutnya adalah benarkah keberadaan negeri Ngotjolia menjadikan Kompasiana semakin tidak sehat sehingga harus diakhiri. Berikut paparan yang dapat saya berikan dalam menyikapi hal tersebut.

Metode penyajian satu penulis dengan penulis lain berbeda-beda. Terdapat banyak cara atau metode dalam penyampaian aspirasi/pendapat sesorang. Cara penyajian tulisan dan pola pikir seseorang dengan orang lain berbeda karena aliran (mainstrem) yang dianutnya berbeda. Ini wajar-wajar saja. Tulisan –tulisan seputar negeri Ngotjolia, menurut saya, justru merupakan suatu upaya untuk menyejukkan suasana rumah sehat kompasiana yang selama ini dipenuhi dengan berbagai debat (pro dan kontra) terutama seputar dunia perpolitikan di tanah air. Debat tersebutsudah menjurus kepada suatu antipati (rasa tidak suka yang berlebihan) terhadap seseorang/lembaga tertentu. Saya maklum dan menyadari bahwa di antara teman-teman ada yang pro SBY, JK, Mega atau yang lain. Ini hal yang wajar.

Masalahnya selama ini terdapat seorang atau sekompok penulis yang memberikan komentar miring kepada salah satu tokoh di negeri kita. Selanjutnya tulisan tersebut dibalas (dicounter) oleh penulis lain yang memiliki cara pandang berbeda. Tidak jelas siapa yang memulai. Hal tersebut terus berlanjut sehingga tulisan-tulisan berikutnya didominasi oleh rasa ketidaksukaan yang merupakan luapan emosi dari penulis. Para penulissaling memberikan respons yang terlalu cepat sehingga melupakan data, peraturan/hukum yang berlaku dan kaidah akademik. Karena terlalu cepat merespons, semuanya menjadi seperti kejar tayang. Bahkan ada kalanya penulis melemparkan isu yang tidak jelas. Justru hal-hal seperti inilah yang menjadikan kompasiana semakin tidak sehat, keluar dari esensi dan hanya menghabiskan energi. Sejumlah tulisan di kompasiana (terutama seputar dunia politik, hukum dan kebijakan makro ekonomi) diposting tanpa menyertakan data, kaidah hukum dan akademik (teori) yang seharusnya digunakan sebagai dasar argumentasi. Luapan emosi menjadikan seorang penulis sulit menerima pemikiran orang lain yang kebetulan berasal dari mainstrem berbeda. Sering kali kita jengkel (tidak nyaman) setelah membaca postingan yang ada.

Hadirnya negeri Ngotjolia (pimpinan Baginda ASA) merupakan penyejuk yang meredakan suasana panas. Jadi merupakan semacam ”obat”. Masalahnya, sejumlah kawan di kompasiana menilai ”obat” tersebut diminum berlebihan (over dosis) sehingga justru menjadikan kompasiana menjadi tidak sehat. Pertanyaan selanjutnya adalahapakah ”obat” tersebut harus dibuang. Jawabannya tentu saja tidak. Kalau selama ini yang dirasakan adalah jumlah tulisan seputar negeri Ngotjolia berlebihan (penulis di negeri tersebut terlalu aktif), solusinya yang kita batasi atau dikemas dengan gaya penyajian yang berbeda. Saya terinspirasi acara Kick Andy di Metro TV. Acara tersebut dikemas dengan baik sehingga unsur ngotjolnya ada, tapi esensi tidak hilang. Orang masih tetap mendapatkan info penting dari acara tersebut, sekaligus merasa senang karena adanya unsur lucu pada acara tersebut. Hal ini berbeda dengan acara Debat di salah satu stasiun TV yang penuh dengan suasana panas. Akhir kata, kita bisa pikirkan bersama cara penyajian baru agar ”permasalahan” negeri Ngotjolia terselesaikan. Sudah barang tentu solusinya tidak dengan cara melarang. Sudah tidak jamannya. Masih banyak cara lain, yang lebih baik, yang dapat kita tempuh sehingga kita mendapatkan penyegaran saat mampir ke Kompasiana. Salam untuk teman-teman kompasiana.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline