Sudah kali ke-tujuh puluh kali tujuh
Namun tabuhanku masih juga tak utuh
Entah tangis kecilMu yang koyak hening subuh
Atau kantukku yang manjakan tubuh?
Entah miskinMu yang membuat jenuh
Atau benakku yang rindu gemerlap gemuruh?
Entah HadirMu yang selalu dalam rapuh
Atau anganku yang kelewat angkuh?
Entah risau ayahMu yang acapkali dilenyap patuh
Atau kelakianku yang harus tangguh?
Entah senyum ibuMu yang pasti berpeluh
Atau hatiku yang terlalu tebal terbalut keluh?
Sudah kali ke-tujuh puluh kali tujuh
Maafkan Teman Kecil, tabuhku masih juga tak penuh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H