Sampai beberapa tahun yang lalu, compact disc alias CD atau yang dalam bahasa Indonesia yang baku disebut cakram padat memainkan peranan yang sangat penting dalam penyimpanan data digital.
Banyak dari kita yang tentunya mengira bahwa bahwa penamaan cakram padat ini dalam dua huruf yaitu "CD" adalah hasil penyingkatan dari namanya dalam bahasa Inggris: C dari huruf awal kata Compact dan D dari huruf awal kata Disc.
Sesungguhnya ada suatu sebab, mengapa Compact Disc atau cakram padat ini disebut CD, yang sampai hari ini tidak banyak yang tahu.
Compact Disc pertama di dunia diproduksi 40 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1982 di Langenhagen, negeri Belanda oleh anak perusahaan Philip, yaitu Polygram.
Menurut Sebastius Hardware (2015), album The Visitors dari grup asal Swedia, ABBA, merupakan album musik pertama di dunia yang direkam pada kepingan cakram padat Compact Disc.
Hingga hari ini pun tidak bisa dipungkiri bahwa penggunaan Compact Disc yang paling populer di dunia adalah sebagai wahana penyimpanan data audio digital alias lagu-lagu.
Sebelum teknologi Compact Disc ditemukan, tentu kita masih ingat bahwa album lagu-lagu para pemusik yang menjadi favorit kita alias data audio disimpan secara analog dalam wahana yang dusebut kaset.
Bagi kita generasi yang lahir di tahun 80an atau sebelumnya tentu ingat bahwa data audio pada kaset disimpan dalam dua sisi pita yang berbeda yaitu sisi A (A side) dan sisi B (B side).