Sangat mengejutkan bahwa pada debat pemilihan Presiden Perancis yang disiarkan televisi Rabu 20 April 2022, Marine Le Pen, kandidat ekstrim kanan dari Rassemblement National (RN atau Perhimpunan Nasional) secara tegas menyatakan keinginannya untuk melarang penggunaan jilbab di tempat-tempat umum di seluruh Perancis.
Bukan rahasia bahwa Marine Le Pen yang adalah putri dari tokoh ekstrim kanan Perancis, Jean-Marie Le Pen memang menginginkan pelarangan jilbab sejak pencalonan presidennya yang pertama di tahun 2012.
Yang mencengangkan adalah bahwa kali ini Marine Le Pen mengungkapkan hal itu tanpa tedeng aling-aling di podium debat pilpres yang disiarkan secara langsung dan disaksikan jutaan rakyat Perancis lewat layar kaca.
Tepatnya ia mengatakan "Saya mendukung pelarangan penggunaan kerudung di ruang publik. Saya pernah mengatakan itu, (...) saya pikir kerudung adalah seragam yang dipaksakan oleh kaum Islamis (radikal)"
Di mata Marine Le Pen, pelarangan hijab harus diterapkan untuk untuk 'membebaskan kaum perempuan sekaligus memberantas ideologi islamis'.
Ia menegaskan bahwa yang diperanginya bukanlah agama Islam melainkan 'ideologi islamis'.
Di Perancis sendiri, hijab seperti juga simbol simbol keagamaan yang lain seperti salib dilarang dipakai di sekolah negeri dari taman kanak-kanak sampai sekolah menengah atas dan juga di kantor-kantor pelayanan publik, namun diperbolehkan dipakai di ruang publik.
"Anda akan menciptakan perang saudara di Perancis dengan melarang hijab di ruang publik!" kata Presiden Perancis Emannuel Macron menanggapi saingannya dalam proses pemilihan presiden itu.
"Apa yang Anda usulkan akan menyingkirkan jutaan kawan kita sesama warga Perancis dari ruang-ruang publik!", tandas Macron.