rindu dendam oh asrama rindukan juwita, tiada daya aku menahan ratap tangis jiwaku
dengarlah suara ombak berlagu melantunkan kasih asmara irama hidupku
Suara lantunan Sam Saimun adalah suara yang membawa ketenangan, keteduhan. Suara bariton cair yang sanggup mendamaikan berbagai kenangan, menalikan beragam jaman.
Bagi banyak pengamat musik suara bariton Sam Saimun mengingatkan pada suara bariton renyah namun hangat Nathaniel Adam Coles alias Nat King Cole. Bagi Kompasianer senior Ahmad Jayakardi (2011) suara Sam Saimun sangat luar biasa dan Sam Saimun adalah guru untuk maestro seni kita, Bing Slamet.
Sebuah artikel lawas di Berita Harian yang terbit di Singapura (9 Juli 1963), menilai suara Sam Saimun sebagai suara yang "hangat akan kedalaman perasaan dengan teknik frasering yang ulung".
Tidak banyak yang terdokumentasi dari riwayat hidup seorang Sam Saimun. Lagu-lagu yang pernah dinyanyikannya adalah warisannya satu-satunya.
Di bawah label Irama, Sam Saimun merekam lagu-lagu pop semacam Gelisah, Sekedjap, atau berbagai lagu-lagu keroncong seperti Kerontjong Moritsku, Kerontjong Telomojo dan lain-lain.
Di bawah label Lokananta ia merekam lagu-lagu pop yang seakan menjadi signature-nya seperti Irama Hidup, Melati Dik Melati, Di Wajahmu Kulihat Bulan, Juwita Malam, sampai pop berirama calypso seperti Bujang Dara.
Di luar dapur rekaman, seperti di panggung pertunjukan ataupun di siaran radio, repertoire Sam Saimun seperti tanpa batas. Lagu pop moderen Indonesia sampai pop barat dan jazz mampu ia nyanyikan dengan luar biasa, sedahsyat ia menyanyikan lagu-lagu keroncong, seriosa (art songs) maupun langgam melayu.