Menurut KBBI Daring terbitan Kemendikbudristek, kata "benar" memiliki arti "sesuai sebagaimana adanya, tidak salah, betul". Sebaliknya kata "betul" oleh KBBI Daring ini juga diberikan arti "benar; sesungguhnya; tidak bohong" dan "benar; tidak salah; tidak keliru".
Dengan adanya pengartian yang timbal balik alias resiprokal ini, maka kata "betul" dan "benar" adalah bersinonim.
Kelucuan di KBBI Daring akan terlihat jika pada kedua kata itu, kita tambahkan awalan "ke-" dan akhiran "-an".
Definisi kelima kata "kebenaran" di KBBI Daring adalah "kebetulan". Anehnya tidak satupun dari definisi kata "kebetulan" di KBBI Daring adalah "kebenaran".
Tiga definisi kata "kebetulan" di KBBI Daring adalah (i) tidak dengan sengaja terjadi; (ii) tepat atau kena benar (dengan tidak sengaja), dan (iii) keadaan yang terjadi secara tidak terduga. Tidak ada satu definisi pun dari "kebetulan" yang menyebut kata "kebenaran".
Pendefinisian yang tidak timbal balik. Bersinonimkah kedua kata tersebut? Apakah ini sebuah kesalahan yang dibuat para penyusun KBBI Daring? Entahlah.
Yang jelas banyak dari kita yang pada akhirnya terjebak dalam kerancuan saat mengartikan kata "kebenaran" dan "kebetulan".
Ada satu kategori contoh penggunaan kata "kebetulan" yang bisa kita lihat sebagai akibat kegagalan pemahaman atas arti kata "kebenaran".
Ini satu contoh kalimatnya:
- Kebetulan presiden Joko Widodo baru saja menetapkan nama ibu kota negara, banyak tokoh politik dan masyarakat yang mengajukan penolakan pemindahan ibukota.