Matahari masih sangat malu
Saat ku masih bisa mencapaimu
Pagi itu
25 tahun yang lalu
Motor kuparkir sedikit meminggir
Kau dan jaket apekmu keluar dari gedung itu menyengir
Rokokmu warna coklat menggantung di bibir
Kopi di satu tangan, satu tangan lagi melambai ku yang mampir
Maaf, hanya bisa kubawa seplastik kresek sarapan
Anggap saja isinya harapan
Bahwa di negeri bagi-bagi akan ada perubahan
Bahwa di negeri patah hati masih ada kejantanan
Tapi jauh dari jantan aku ini terlalu penakut
Janjiku tuk ikut lek-lek'an berjaga denganmu tak pernah keturut
Aku hanya berani iku memaki "di**put!"
Tanpa ada nyali temani kau hadang malam nan memagut
Siapa sangka terbit surya bawa petaka
Siapa sangka asap membubung mengangkasa
Semoga nyengirmu adalah nyengir sakti perkasa
Semoga jaket apekmu lindungi tubuhmu bak baja
Sejak itu akulah yang sangat malu
Hanya mampu gembar gembor ngegedabrus tanpa tentu
Sementara takdirmu entah ke mana berlalu
Seperti janjiku ikutmu berjaga 25 tahun yang lalu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H