Dalam percakapan-percakapan bahasa Jawa sering muncul istilah "londho didong" untuk menyebut orang asing berkulit putih atau orang bule. Istilah ini biasanya dipakai oleh orang-orang tua atau orang jaman dulu.
"Oh ket mau aku kepethuk londho didong neng dhalan," begitu misalnya sering dituturkan Mbah saya saat dulu dia melihat orang bule di jalan.
Siapa itu londho didong atau bule didong? Apakah didong itu kata serapan dalam bahasa Belanda?
Sedikit pencarian ber-metode kothak-kathik gathuk untuk menelusuri kata-kata dalam bahasa asing dengan yang berbunyi didong, membawa saya pada satu idiom bahasa Perancis yaitu "dis donc!"
Idiom "dis donc" sampai hari ini sering dipakai dalam bahasa Perancis percakapan untuk menyatakan keterkejutan dan biasa dirangkai dengan kata celoteh "ben" atau "bah" menjadi:
"bah, dis donc!" (dibaca: bah didong!)
"ben, dis donc!" (dibaca: bang didong!)
Kedua frasa di atas, secara kasar memiliki arti "ah yang benar saja" atau "ah mosok!"
Dengan demikian dari penelitian kecil ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa londho didong adalah orang atau bule Perancis.
Yang menjadi pertanyaan, bagaimana atau sejauh mana persinggungan antara orang-orang Perancis dengan penduduk Nusantara terutama di Jawa, sampai bangsa Perancis di Jawa memiliki satu julukan khas yaitu londho didong?