Lihat ke Halaman Asli

Jepe Jepe

TERVERIFIKASI

kothak kathik gathuk

Bule Bule Copet (BBC)

Diperbarui: 18 Juni 2021   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1429252391243420880


[caption id="attachment_378833" align="aligncenter" width="420" caption="trem di negara bekas sovyet itu (dokumentasi Sanwani)"][/caption] Ini adalah pengalaman seorang tetangga penulis saat yang bersangkutan di akhir tahun sembilan puluhan melakukan tour-of-duty ke salah satu negara bekas Uni Sovyet. Untuk lebih mudahnya maka kita sebut saja si tetangga penulis itu Sanwani

Menurut penuturan jujur Sanwani yang separuh Betawi separuh Purwodadi, mungkin karena begitu lama hidup di bawah rejim komunis, penduduk negara yang dikunjunginya itu terkesan selalu menaruh curiga memandang orang-orang asing yang datang. Walhasil ke manapun dia pergi, Sanwani yang berkulit hitam temaram dan bertubuh kecil metakhil itu seakan selalu menjadi benda eksotis yang dipandangi dari atas sampai bawah oleh warga lokal yang 99,46% berkulit putih cenderung pucat. 

Pada suatu waktu di stasiun kereta, Sanwani mengantri untuk membeli karcis. Seperti biasa, orang-orang bule di sekitarnya langsung curi-curi pandang ke arahnya.

Sambil mengantri Sanwani pun melihat harga karcis yang tertera di atas loket, 200 rubel. Sanwani pun mengeluarkan uang dari kantong celananya sebagai persiapan sebelum sampai ke depan loket. 

Dikeluarkan uang lalu dihitungnya perlahan..

“wah pas 200 Rubel”, bathin Sanwani sambil melipat uang itu dan hendak menyelipkannya kembali di saku hem-nya.

Belum sampai uangnya masuk ke saku hem, tiba-tiba, sekonyong-konyong kodher… uang tersebut dijambret oleh seseorang pria yang langsung berlari mencoba kabur!

Kaget sejenak dua jenak, Sanwani pun berteriak “THIEF!!!” sambil langsung berlari mengejar si copet.

Entah dapat roh dari mana Sanwani yang kecil methakhil berhasil berlari menyusul si copet bule dan menangkap mencengkram bagian belakang kerah kemeja si copet….

GIVE ME BACK MY MONEY!!!”, bentak Sanwani sambal tetap memegang kerah si copet bule.

Saat si copet bule membalik badan, Sanwani melihat beberapa lembar uang kertas menongol dari saku hem si copet. Tanpa pikir panjang disambarnya lembaran uang tersebut sambal membentak-bentak si copet bule, “Go away!

Empot-empotan jantung Sanwani setelah mengamuk. Perlahan diapun berjalan kembali ke antrian karcis sambil dipandang puluhan mata warga lokal.

Sanwani merasa kethar-kethir juga sebenarnya, takut kalau si copet balik dengan membawa teman atau gangnya. Deg-deg’an, Sanwani pun berharap agar segera sampai ke depan loket dan secepatnya pergi naik kereta.

Saat tinggal satu orang yang mengantri di depannya. Tiba-tiba bahu Sanwani ada yang menepuk. Menoleh sambil nderedeg Sanwani pun melihat siapa yang menepuk bahunya… si copet bule lagi!

What do you want?!”, kata Sanwani pelan kuatir kalau kali ini si copet bule bawa bekingan.

Hmm.. mister please… mister… money.. money… too much”, kata si copet bule memelas sambil menunjuk-nunjuk tangan Sanwani yang masih menggegam lembaran-lembaran uang kertas.

Sanwani pun membuka tangannya dan menghitung duitnya… 300 Rubel!! Berarti yang 100 rubel adalah duit si copet bule….

"ealahh Gusti..berarti duit yang tadi kuambil dari saku si copet kelebihan...",  bathin Sanwani.

Here take it…”, kata Sanwani menyodorkan kelebihan 100 rubel ke si copet bule sambil nahan ngguyu.

Thank you mister thank you… God bless you…” kata si copet bule mlipir

-tamat-

-----

N.B.: Sanwani bukan anggota Koplak yo Band

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline