Malam ini, kembali bulan membaca puisi yang ditulis matahari..dipelataran senja...
Tulisan rahasia yang hanya dipahami oleh mereka..
Puisi itu membentuk lembayung isinya adalah ungkapan rindu sang matahari...
Bulan hanya tersipu..ada sesak di dada..diraihnya awan menutupi wajahnya yang memucat...
Bulan menerka- nerka..mengukur perasan hati yang bergolak, bulan hanya bisa menahan napas... "kamu tak akan mampu meredakan letup letupan yang menggelisahkanku,"ujarnya dalam hati..
Pagipun menjelang.. matahari melintas mencari jejak bulan ada rasa masgul...kecewa puisinya tidak berbalas... matahari melenggang, lemah..cahayanya pun meredup...
Diraihnya awan..untuk menutupi wajahnya.. sedikit terhentak..aroma bulan terselip di dalam awan, di hirupnya aroma itu..dalam dalam, cukup lah..untuk hari ini, aku harus konsentrasi bekerja..
Cahayanyapun..kembali benderang...walau ada ragu..namun tetap memastikan ada harap bercumbu..
"Aku Matahari, kasmaranku sungguh tak tertahankan.." lenguhan matahari ketika akan menutup hari...
Di balik bumi, bulan tersenyum mendengar rintihan matahari...meraung raung seperti kucing mencari betinanya di malam hari.... memanggil pujaan hatinya... Cinta yang sungguh membuatnya sakit....