Lihat ke Halaman Asli

Joko Kuswanto

pedagang kecil yang hobi menulis

Sepersepuluh Menjelang Pagi

Diperbarui: 29 April 2023   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku masih bersila                             antara batas , pasir dan buih ombak yang mulai menjauh karena waktu bercumbu             sudah habis 

di sudut kiri garis laut,       warna merah mulai menguasai ruang semesta..merah, kuning, merah, oranye...merah ..diringi suara latar deburan ombak..yang tiada henti

Angin menyambar disekitar kepalaku bagai kepak sayap elang mengibas ngibas telingaku.. seperti napas perempuan birahi menjilati telingaku                   akupun terusik...

kubuka mata perlahan..             kutatap tajam merah mata dewa .. beradu tanpa berkedip...hingga mataku berair...engkaukah  ...penguasa semesta....

aku beralih duduk menjauh    duduk dipelataran batu karang yang lebih tinggi dan kembali bersila...

akupun bertanya..

"sudah ke berapa milyar kali milyar , kamu melakukan hal yang sama setiap hari".?  

dia hanya,  diam.

"harusnya kamu bosan"lanjutku...

kemudian aku beralih bertanya pada ombak..yang tidak pernah bisa diam itu

akupun bertanya..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline