Perjalanan manusia semakin hari semakin tidak jelas kemakmuran yang dicita-cita terasa makin menjauh. Berapapun besarnya nilai uang yang didapat, semakin terasa tidak terpenuhi, karena kebutuhanpun terus meningkat.
Betapapun kerja keras yang dilakukan tetap saja tidak bisa menutup kegelisahan. Seperti menutup lubang yang tak berdasar. Alih-alih menjawab pertanyaan hidup, tapi dijawab dengan pertanyaan pula..jika salah melihat, menilai, akan terjebak dalam kebiasan hidup.
Berapa juta manusia menjadi Laron, mengejar cahaya yang akhirnya membunuhnya. Berapa banyak manusia yang rela sepanjang hidupnya terus menerus berhutang..untuk hal yang tidak penting atau memang penting tapi begitu menyiksa..
Slogan hemat pangkal kaya, bersakit sakit dahulu bersenang-senang kemudian,sudah lapur..tak berlaku..
Senang-senang dahulu bersusah-susah kemudian, bahkan mati kemudian.
Setidaknya kita harus jujur terhadap Diri sendiri..terhadap tujuan hidup ini..
Terhadap kebutuhan yang yang harus terpenuhi.
Kenapa Iklan begitu banyak dan gencar menawarkan kepada khalayak.. Karena para produsen tahu, kita mudah untuk diperdaya dengan produk yang tidak penting... Karena produsen sangat memahami bahwa mental konsumennya yang tak punya arah tujuan hidupnya. Begitu mudah untuk mengeluarkan kocek. apalagi menyangkut harga diri..
Seandainya kita (konsumen) berani jujur dengan diri sendiri Maka semua itu tidak akan terjadi. Tersesat di dalam rimba absurditas kehidupan.
Jujur pada diri sendiri adalah produk dari Roh yang terasah.. Semakin rutin kita mengasah Roh..semakin kita Eling dan Waspada..
KESEJATIAN mengajarkan tentang perbedaan