Lihat ke Halaman Asli

Joko Kuswanto

pedagang kecil yang hobi menulis

Kekuatan Roh dalam Diri

Diperbarui: 18 April 2023   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

             Setiap manusia selama masih hidup pasti memiliki Roh. Roh yang berasal dari Sang Pencipta. Yang menurut Agama ( kitab suci) Roh ini masuk kedalam tubuh dengan cara dihembuskan oleh Sang Pencipta yang juga dipahami sebagai ROH, Bagai segelas air laut yang diambil dari Samudra. Air yang didalam gelaspun disebut air laut(Samudra) Demikian juga ROH Tuhan yang dihembuskan kepada manusia ( semua mahkluk hidup) adalah sama. Tugas Roh pada manusia hanya menghidupi. Teristimewa pada manusia, ternyata manusia juga dilengkapi dengan Jiwa. Jiwa inilah yang memprogram seluruh kehidupan manusia. Jiwa inilah yang kelak bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya di dunia... Jiwa biasa dikonotasikan sebagai penggerak kehidupan..maka dari situlah muncul peradaban, budaya..Jiwalah membuat dunia ini dari primitif hingga maju yang disebut peradaban modern seperti saat ini..Jiwalah yang menciptakan hiruk pikuk, kegusaran tanpa henti yang dialami semua mahkluk di bumi..

                  Teknologi tercipta, cara berpikir manusia pun ikut berubah, semua ingin serba cepat setiap waktu selalu terjadi perubahan , selalu ada yang baru.Alam semestapun terganggu.Rusak parah, peperanganpun terjadi seperti tidak berkesudahan. Bencana alam akhirnya terjadi dimana-mana, karena kerusakan alam, terjadi ketidakseimbangan alam membuat gempa dimana-mana.

                      Sadarlah kita, ini karena semua ulah manusia. Manusia yang dikendalikan Jiwa..Jiwa adalah "kehendak bebas". Pada prinsipnya Jiwa harus didampingi ROH sebagai penasehat. 

Secara praktis bisa kita katakan bahwa "Jiwa"itu bersemayam di pikiran, dan Roh ada di "hati..". Manusia sering menggolongkan Orang yang senang musik, Jiwanya-jiwa musik, kalau yang senang berdagang,artinya jiwanya-jiwa dagang. Ada jiwa guru, jiwa teknokrat, jiwa pemimpin, jiwa pejuang.. dll.

           Seharusnya, Jiwa harus terus dekat dengan Roh. Saat manusia berdoa, itulah saat Jiwa dan Roh bertemu, berbicara. Dua arah. Semacam evaluasi..dalam bahasa agama adalah koreksi diri...Dari koreksi bisa memperbaiki yang buruk menjadi lebih baik, begitulah seharusnya . Namun kenyataan.Doa yang sesungguhnya tidak terjadi,       Doa yang hanya sibuk dengan ritual, dan tenggelam dalam rutinitas. Tidak pernah terjadi komunikasi dua arah. Tuhan hanya jadi pendengar. Manusia sering menganggap Tuhannya secara keliru. Tuhan dianggap sebagai tukang Sulap. Meminta lalu terjadi..Ironi..Yang Maha Kuasa, bisa diperintahkan menjaga anaknya..menjaga rumah menjaga mobil, hartanya...Sejak kapan Tuhan itu menjabat sebagai baby sitter, atau malah mejadi Security.

             Kesadaran inilah akhirnya KESEJATIAN mengajak manusia untuk bisa mengenal Sang Roh yang bersemayam, dalam diri tiap tiap insan Manusia..Sebenarnya secara naluri sebagian dari Jiwa sempat "berdialog" dengan Roh, seperti Jiwa musik yang menghasilkan karya yang menyentuh ..menghimbau untuk mencintai alam dan sesama. Itulah karya hasil kolaborasi jiwa dan Roh. Atau lagu tentang Tuhan..

                 Jiwa itu identik dengan Napsu.. Napsu adalah anugrah penting yang diberikan pada manusia..Manusia diciptakan "dihiasi" dengan Napsu..Jadi napsu itu hanyalah hiasan..Yang namanya hiasan, tentunya tidak dipakai sepanjang hari..ada saatnya dilepas. Begitu juga dengan Napsu digunakan ketika dibutuhkan.Saat lapar..napsu makan akan muncul. Saat melanjutkan keturunan pun diperlukan napsu. Disinilah peranan Roh, mengingatkan , bahwa cukuplah makan yang sudah menjadi hak. Begitu juga dengan pasangan, tidak setiap lawan jenis bisa dipakai..untuk berhubungan. Itulah tugasnya Roh..Namun karena kesombongan Jiwalah, Roh seakan dibungkam. Roh tidak bisa memaksa Jiwa.. karena Jiwa memiliki otoritas tinggi terhadap dunia..Jiwa terus mengekspos kehendak. Kebebasan menjadi kebiasan , menghalalkan semua tindakan, yang untuk urusan perut, gunung bisa habis, Hutan belantara habis..Isi laut habis...Musnah...Sex bebas dimana-mana . karena alasan kecantikan wanita tidak mau melahirkan, Kontrasepsi menjadi biang, Sex TANPA keturunan..semua bisa melakukan tanpa resiko...

Negara Jepang pun gelisah..Kekuatiran akan hilangnya generasi penerus..Maka Pemerintah Jepang menghimbau bila ada yang mau hamil..akan ditanggung oleh pemerintah seumur hidup.

                  Sampailah pada suatu saat sudah terjadi banyak kehancuran Jiwa pun jatuh..lelah..ternyata hasil kerjanya buruk, banyaknya kesalahan..akhirnya jiwa pun menghadap pada Roh..(bertobat).

                     Kejadian ini terus berulang-ulang...Seharusnya Roh diberi kesempatan sebelum   jiwa melakukan tindakan. Karena Roh sudah tahu sebelum terjadi..Karena Roh Maha Tahu..

KESEJATIAN, memberikan pemahaman bahwa Roh itu harusnya menjadi pemimpin. Jiwa harus tunduk pada Roh..Jika Jiwa tunduk pada Roh,maka seluruh Dunia akan tunduk pada kita. Kesadaran ini harus terus menerus..dijaga..itulah gunanya kita berdoa..Namun bila doa tidak pernah menyentuh Roh, Doa akan menjadi sia-sia...sungguh tidak berguna...Berdoa yang benar adalah menutup semua pancaindra..pikiran harus dikendalikan oleh Roh..Berdoa bukan di pikiran, tapi dihati..karena kekuatan, berkah bukan dari atas..Tetapi dari "dalam" , Ketika Roh sudah tersentuh, Roh akan bergerak, menguasai Tubuh..Pada saat itulah manusia bisa dikatakan soleh, baik, bahkan" Sakti".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline