Lihat ke Halaman Asli

Mengolah Waktu

Diperbarui: 28 November 2023   14:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak tau apa dan bagaimana hidup ini

Tersadar haus dan lapar yang  tersedia asi

Terasa lemah, menangis, sakit, memecah sunyi

Waktu membawa perlahan kepada kesadaran diri

Tertidur, tengkurap, merangkak, lalu berdiri ingin berlari

Namun raga belum kuat  terus berjuang menapaki waktu dalam hari!

Waktu sudah enam tahun  menemani diri bersama hari

Bersama  alam, orang tua, teman, menempa diri

Terasa hari hari  akan  ada beban menanti

Diri sudah tersadar bahwa ada niat hati

Maka bersama hari belajar meniti


Detik hingga tahun terus berganti

Terasa jiwa sudah menikmati pahitnya hari

Hamparan waktu waktu yang ada terus ternikmati

Diri berjuang demi  harapan untuk  hidup yang berperi

Pagi, siang, sore dan malam terus diolah untuk menjadi banyak arti

Namun sawah, ladang, bukit, lereng gunung kian liar untuk di lewati!

Lima belas tahun berlalu  sudah manis, pahit, getir asam mengikuti

Bersama duka, tangis, kenyang lapar selalu menemani

Seolah diri terhampar dalam harapan penuh duri

Namun mengolah waktu, menyangkal diri

Harus ditemani sampai senja nanti

Congratulations bagi para sahabat kompasioner yang mendapat Award

Senin. 27 November 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline