Berbagai terobosan telah dilakukan oleh sekolah-sekolah yang sudah melaksanakan Kurikulum Merdeka untuk meningkatkan kualitas pendidikan utamanya dalam pembinaan karakter para peserta didik.
Tugas sekolah utamanya para Guru adalah menuntun muridnya untuk menjadi pribadi yang berkarakter serta menggali kodratnya sesuai dengan Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Pembelajaran harus menuntun peserta didik kepada kodrat alam dan kodrat zaman yang berarti bahwa keseluruhan pembelajaran cenderung berpihak pada peserta didik.
Setiap pembelajaran harus menggali potensi- potensi yang dimiliki oleh peserta didik, potensi potensi (bakat) yang ada itu sudah dibawa sejak lahir yang akan terasah dan tertempa dalam kehidupannya sehari-hari.Potensi yang ada pada setiap peserta didik harus bersifat kekinian yang berarti bahwa potensi (bakat) yang dimiiki itu harus selaras dengan perkembangan jaman.
Oleh sebab itu tugas seorang pengajar adalah menuntun para pembelajar untuk menggapai dan mengerti akan potensi yang ada pada dirinya dan harus lebih memfokuskan pada karakter peserta didik. Karakter yang terbangun dengan baik pada pribadi setiap anak akan sangat membantu bertumbuh-kembangnya jiwa yang mengarah kepada suatu kecenderungan akan hal-hal yang positif, yang akan menuntun dan mengarah kepada sebuah upaya pengembangan pengetahuan secara optimal dalam ranah kognitif maupun afektif.
Godokan jamu pendidikan yang berdaya sembuh telah diramu oleh pemerintah sejak jaman orde lama hingga orde reformasi sampai munculnya kurikulum merdeka yang kita nikmati saat ini adalah sebuah olahan yang diramu sangat lama demi mencapai hasil yang mampu menyembuhkan dan menumbuhkan karakter unggul bagi para peserta didik.Selanjutnya pada Kurikulum Merdeka ada 6 (enam) butir profil yang disebut dengan Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
2. Berkebhinnekaan global
3. Gotong-royong
4. Mandiri
5. Bernalar kritis
6. Kreatif
Dengan merujuk pada Profil Pelajar Pancasila diatas sudah dapat dipastikan bahwa tugas para Pengajar adalah mewujudkan insan yang religius dan berdaya guna. Nilai religius itu sudah ada dan tertanam pada hati nurani pada setiap pribadi anak sejak semula. Begitu juga dengan nilai kebhinnekaan global, gotong-royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif, senyatanya telah menjadi dasar nilai dalam diri anak yang harus diasah dan dikembangkan dalam keseharian hidupnya.
Tujuan dilaksanakannya seminar dengan tema, "Merawat Diri Secara Fisik, Mental dan Spiritual Melalui Kesehatan Gigi dan Mulut" adalah untuk mempertegas dan mempertajam karakter pada setiap peserta didik bahwa mencintai diri dengan menjaga kesehatan mulut dan gigi adalah merupakan penghormatan kepada sang Pencipta yang telah menciptakan manusia. Melalui pemahaman seperti ini akan membuat karakter peserta didik tidak saja lebih menghargai karya Tuhan namun juga akan selalu menjaga kesehatan pada mulutnya.
Pembelajaran Kokurikuler dalam Profil Pelajar Pancasia pada Poin Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dengan mengundang para Narasumber yang berpengalaman untuk tampil menjadi pembicara akan menambah gairah belajar para peserta didik. Mereka akan belajar secara mendalam tentang bagaimana merawat mulut sebagai sebuah anugerah Tuhan yang harus disyukuri dan dijaga. Para peserta didik akan belajar karakter dari para Narasumber bagaimana mereka bekerja dalam melayani pasien dengan tekun, sabar dan penuh kedisiplinan, namun lebih daripada itu bahwa merawat diri dan melayani sesama adalah wujud ibadah yang nyata.
Sumber :
pedoman-penerapan-kurikulum-merdeka
dimensi-ppp-kurikulum-merdeka
https://guru.kemdikbud.go.id/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H