Hari kamis tanggal 22 Desember 2022 kemarin saya pergi ke pasar untuk sekedar tanya kira kira harga sayuran apa yang yang sedang laku di pasaran sebab saya sendiri suka banget berkebun.
Berkebun sayuran merupakan hobby saya sebagai pengisi waktu dari sehabis menyelesaikan kerja pokok. Selain sayuran yang ku tanam tidak terlalu mengandung bahan - bahan kimia dari hasil panen sayuran tersebut bisa juga aku jual kepada teman teman, jadilah bisa untuk beli bibit dan pupuk kandang supaya bisa aku bertanam kembali.
Ketika menuju pasar dengan motor bututku , santai kunikmati perjalanan itu , namun benakku terasa terusik dengan pemandangan yang agak menyengat dengan adanya sampah sampah yang sering kulihat di pinggiran jalan, dan ketika ku berbelok sambil melirik ke got ada banyak tumpukan plastik dan botol, yang tentu hal itu akan mengganggu aliran air menuju sungai.
Dalam tulisan ini, saya mau mencoba sedikit menselaraskan tema Natal yang diusung oleh KWI dan PGI dari sudut pandang lingkungan sekitar dan manusia .
Tema Natal Tahun ini diambil dari Injil Matius 2: 12 yang berbunyi : "Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain."
Raja herodes yang merupakan simbol keangkuhan tentu tidak mau tersaingi oleh datangNya Sang Juru Selamat tersebut dan perlu kita ketahui bahwa saat itu Palestina merupakan daerah taklukan Romawi yang pada masa kelahiran Yesus dipimpin oleh raja Herodes.
"... Pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain." Mengandung makna bahwa keluarga Nazareth tidak mau berjumpa dengan keangkuhan Herodes dan ini tentu sesuai dengan pesan yang disampaikan oleh Malaikat Tuhan dalam mimpinya Yusuf, sebab jika keluarga Nazareth tersebut kembali ke tempat Herodes maka kebaikan yang dibawa oleh Sang Putra akan pupus karena Dia akan dibunuh oleh Herodes.
Dalam hidup keberimanan kebanyakan orang termasuk saya, acapkali ayat-ayat Kitab Suci kurang bisa difahami secara mendalam mengenai makna sejati dari apa yang tertulis itu.
Kitab suci sering kali hanya difahami sebagai sebuah serita suci yang dibacakan dalam gereja kurang bisa di hayati dan teraflikasikan oleh para pendengarnya sesuai dengan keadaan kini.