Lihat ke Halaman Asli

Penggunaan Android oleh Kalangan Pelajar di Indonesia Belum Diimbangi dengan Pengetahuan mengenai Kegunaannya

Diperbarui: 5 November 2022   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bahwa hampir semua pelajar di Indonesia mempunyai  mobile phone dari yang seharga  satu juta hingga 5 juta atau bahkan lebih yang pastinya selalu ada di dalam tas ataupun saku mereka.Android  itu semua bagi para pelajar adalah sebagai pengganti buku mereka, tidak hanya itu,  mobile phone sejenis android adalah juga merupakan prestise tersendiri  dan bahkan merupakan teman akrab yang selalu menemani hari hari mereka.

Kebanyakan pelajar  hanya menjadikan mobile phone  mereka untuk hal hal yang tidak ada hubungannya  dengan kegiatan belajar mmengajar, jikalaupun ada tentunya persennya juga tidak membanggakan . Sekalipun Mobile phone itu sangat penting  dan banyak sekali sekolah sekolah yang memasang jaringan internet yang bertujuan untuk memudahkan proses belajar mengajar namun fakta di lapangan menunjukan bahwa sudah terjadi begtu banyak para siswa yang dalam pembelajarannya malah terlibat dalam permainan game atau bahkan juga terlibat judi online  dengan menggunakan chip.

Melihat fakta ini tentu  para Guru yang mengalami hal tersebut akan kesulitan daam proses belajar mengajar, belum lagi jika siswa tersebut sudah kecanduan dalam bermain game. Tidak jarang dari para Pelajar baik pria maupun wanita kedapatan menyimpan film film yang seharusnya belum pantas untuk di konsumsi oleh mereka. Fakta  fakta yang sedemikian itu tentu membuat  para pelaku pengajar dan orang tua mengalami keprihatinan yang mendalam juga kecemasan yang pada akhirnya akan berujung kepada ketidak percayaan kepada anak mereka sendiri.

Cepat dan harus segera di cari cara jitu untuk memecahkan masalah mobile phone yang lebih banyak digunakan untuk main game tersebut ketimbang untuk belajar. Maka bercermin dari  fakta fakta yang ada para pelaku Pengajar dan Orang tua dan tentunya juga Pemerintah sebagai pemegang otoritas permanen harus bekerja sama  dalam menyikapi hal tersebut.  Bahwa masalah muncul  disebabkan ketika anak diberikan android, orang tua tidak mengerti akan kegunaan android tersebut. Tambahan lagi para pelaku pengajar disekolah sekolah  terkait juga tidak memberikan pengetahuan yang memadai dengan kegunaan mobile phone  yang baik. 

Psikologis anak yang masih cenderung ingin bermain, nalurinya lebih kepada permainan permainan  (games)  ketimbang belajar. Maka hal inilah yang membuat baik pelaku pengajar maupun orang tua merasa sangat sulit umtuk mengambil tindakan tindakan pencegahan. Dari pihak Sekolah maupun juga Orang Tua sudah mencoba berbagai upaya dalam menanggulangi masalah ini namun hasilnya selalu nihil. 

Para pelajar dengan jiwanya  yang masih cenderung kepada permainan  tetap tidak mengindahkan nasehat dari para pelaku Pengajar maupun Orang tua, dan tidak jarang dari para anak yang androidnya disita oleh orang tua, justru anaknya  melakukan tindakan yang nekat dan menakutkan dengan mengambil cutter dan melukai tangannya sendiri jika androidnya tidak dikembalikan. Hal ini sangat mengkhawatirkan bagi kita semua dan tentunya juga bagi generasi masa yang akan datang.  

Maka tantangan yang serius  saat ini adalah justru dari perkembangan itu sendiri. Satu sisi, bahwa Pemerintah, Orang Tua dan  para pelaku Pengajaran mencoba untuk akomodatif terhadap perkembangan tersebut dengan harapan supaya para anak anaknya bisa lebih berhasil dalam belajar, namun justru banyak terdapat para pelajar yang terlibat atau kecanduan dengan aplikasi apikasi game. Bahwa harus diakui perkembangan teknologi informasi yang dalam faktanya berupa android,  untuk bangsa kita tampak sekali belum terakomodatif dengan baik. Bahwa sejatinya kita belum siap dengan barang barang itu. 

Hasil-hasil teknologi  berupa Android yang kita pakai saat ini sering salah guna , hal ini disebabkan karena  kita belum siap atau belum mengerti  secara baik mengenai  kegunaan teknologi tersebut.  Hasil  teknologi tersebut baru sebatas beralaskan  ekonomis belaka, yang tentunya  masih ada pihak pihak yang dirugikan sebagai akibat dari dampak negatif sebuah produk yang dinamai Android. Sangat diperlukan saat ini tindakan adaftif dan aplikatif oleh Pemerintah, Orang Tua, dan para pelaku Pengajaran untuk bekerja sama dalam memberikan pemahaman yang benar mengenai penggunaan Android di sekolah sekolah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline