Lihat ke Halaman Asli

Tragedi Es Tebu: Gambaran Rakyat Kecil yang senantiasa disepelekan

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13839643921899633900

[caption id="attachment_276878" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi: Es Tebu, primadona baru usaha rakyat kecil saat kemarau"][/caption] Peristiwa yang menimpa Pak Acit, sang penjual Es Tebu sungguh memilukan. Pengalaman yang menimpa Pak Acit setidaknya menjadi gambaran secara umum bagaimana nasib rakyat kecil yang senantiasa disepelekan dan dipandang sebelah mata oleh para pembesar dan petinggi partai. Peristiwa ini terjadi ketika orang Nomor Satu dari Partai Golkar Aburizal Bakrie yang berkunjung ke Provinsi Jambi. Untuk mendapatkan haknya ia harus rela bersabar hingga larut malam, sampai pada akhirnya para petinggi partai Golkar membayar tunggakan mereka atas biaya pesanan Es Tebu sebanyak 90 gelas yang sebelumnya hanya dibayar Rp.50.000 dan ditolak oleh pak Acit, sang penjual Es Tebu itu. Untungnya kejadian ini segera dimuat di berbagai media online serta beberapa media cetak, sehingga keluhan Pak Acit pada akhirnya direspon oleh Pengurus Partai Golkar Provinsi Jambi. Andaikan kejadian ini tidak diketahui oleh banyak orang dan tidak diliput oleh media online, apakah Pak Acit akan mendapatkan kembali akan HAK-nya? Koq yo ono-ono wae toh? --- Berikut  link beritanya... ~ Joko Dholog ~




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline