Lihat ke Halaman Asli

Joko Ade Nursiyono

TERVERIFIKASI

Penulis 34 Buku

Mengapa Jawa Timur Bisa Darurat Regenerasi Petani?

Diperbarui: 26 November 2019   08:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi petani di Jawa Timur. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Revolusi industri 4.0 menyediakan tantangan dan peluang tersediri bagi sektor pertanian Jawa Timur. Kian sempitnya lahan pertanian dan berkurangnya jumlah petani di berbagai daerah merupakan dua hal yang patut menjadi perhatian utama.

Benar saja, lahan pertanian Jawa Timur setiap tahun menyusut 1.950 hektar. Padahal, Jawa Timur menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional. Ironisnya, susutnya lahan pertanian juga diikuti dengan menurunnya jumlah petani.

Langkah awal yang bisa kita ambil untuk menelusuri kondisi sektor pertanian Jawa Timur adalah mengamati pertumbuhan dan kontribusinya terhadap perekonomian Jawa Timur.

Pada triwulan II 2019 saja, sektor pertanian Jawa Timur tumbuh sebesar 2,9 persen. Rupanya sektor ini merupakan salah satu sektor yang tumbuh tipis di Jawa Timur. Kontribusinya terhadap kue ekonomi pun menduduki urutan ketiga setelah perdagangan, yakni 12,08 persen.

Sebagai kelompok sektor primer, sektor ini dinyakini memberi dampak besar terhadap sektor yang lain. Jika sektor pertanian meningkat, maka hasilnya dirasakan pula oleh sektor lain, misalnya sektor perdagangan, sektor pergudangan, dan sektor transportasi.

Seiring berjalannya waktu, sentuhan teknologi menjadikan sektor pertanian berubah dengan cepat.

Pemandangan petani yang dulu menggunakan tenaga kerbau saat membajak sawah, kini berubah menjadi traktor, beragam mesin dan alat pertanian disiapkan untuk melakukan pengolahan lahan serta perawatannya. Dampak modernisasi ini dirasa begitu nyata menggerus jumlah buruh petani karena tergantikan oleh mesin.

Salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang jumlah petani di Jawa Timur adalah dengan melihat hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2019. Tercatat bahwa persentase penduduk bekerja di sektor pertanian Jawa Timur mengalami penurunan.

Jumlah penduduk bekerja di sektor pertanian yang sebesar 6,68 juta orang pada Februari 2018, turun menjadi 6,67 juta orang pada Februari 2019. Artinya, dalam setahun jumlah petani di Jawa Timur menyusut sebanyak seribu orang. Entah beralih ke sektor lain, entah menganggur.

Selain produktivitas lahan pertanian yang menurun akibat pencemaran dan musim yang tidak menentu, lahan yang terus berkurang akibat berdirinya konstruksi bangunan dan jalan tol lintas daerah juga memperburuk nasib sektor pertanian Jawa Timur.

Berdasarkan analisis Location Quotient, sektor pertanian Jawa Timur pada triwulan II 2019 memiliki LQ sebesar 0,89 atau kurang dari 1. Artinya, sektor pertanian Jawa Timur bukan merupakan sektor basis atau unggulan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline