Lihat ke Halaman Asli

Joko Ade Nursiyono

TERVERIFIKASI

Penulis 34 Buku

Pak Presiden, Halmahera Utara Masih Krisis Listrik

Diperbarui: 28 September 2016   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Pixabay.com

Listrik merupakan salah satu komponen utama dalam mendukung aktivitas perekonomian. Tanpa listrik, perekonomian tidak mampu mengalir. Perekonomian akan mati dan menimbulkan dampak kerugian yang sangat besar.

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat setiap tahunnya, permintaan listrik juga semakin meningkat. Listrik mempunyai peran utama dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, seperti memasak, penerangan di malam hari dan untuk industri. 

Di Maluku Utara misalnya, pertumbuhan ekonomi tahun 2015 yang mencapai 6,1 persen, pertumbuhan lapangan usaha kelistrikan mencapai 15,18 persen. Meskipun demikian, sumbangan lapangan usaha ini terhadap agregat Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku (PDRB adhb) masih kecil, yakni 0.06 persen saja.

Daya dorong kelistrikan terhadap pertumbuhan ekonomi Maluku Utara nampak besar di tahun 2015, tetapi secara kualitas masih terbilang kecil. Kondisi yang sama juga terlihat di Kabupaten Halmahera Utara (Halut). 

Pertumbuhan ekonomi Halmahera Utara pada 2015 adalah sebesar 6.41 persen, sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Malut. Pertumbuhan lapangan usaha kelistrikan juga besar, yakni 11.81 persen. Meski demikian, bila dilihat dari sharenya, lapangan usaha ini hanya memberikan serpihan kecil terhadap kue ekonomi Malut, yaitu 0.05 persen.

Penduduk meningkat, otomatis permintaan terhadap pelayanan listrik dan ketenagalistrikan juga meningkat. Di Halmahera Utara sendiri, fenomena kecilnya sumbangsih kelistrikan cukup logis. Kendatipun di sisi pembangunan konstruksi kelistrikannya terus meningkat, namun dari sisi penambahan kapasitas dan kapabilitas kelistrikan masih sangat kurang. 

Hampir di semua wilayah Halut seringkali mengalami fluktuasi daya sehingga frekuensi pemadaman listrik begitu tinggi. Di daerah yang dikategorikan perkotaan setiap minggunya paling tidak terjadi pemadaman listrik dua kali dalam waktu yang lama. Juga tidak ada pemberitahuan resmi kapan dan berapa lama pemadaman terjadi. Itu di perkotaan, bagaimana dengan daerah-daerah yang terletak jauh dari perkotaan?

Soal listrik sebenarnya soal kebutuhan primer untuk saat ini. Di kecamatan Kao Teluk, Halut, kondisi kelistrikan hingga kini masih tergolong parah. Pasalnya, masyarakat Kao Teluk mengeluhkan pemadaman listrik yang sangat lama. Masyarakat Kao Teluk biasanya hanya mampu menikmati listrik pada malam hari. 

Menurut masyarakat Kao Teluk, acapkali terjadi pemadaman listrik berhari-hari dan tanpa pemberitahuan yang pasti dari pihak terkait. Letak Kao Teluk yang sangat jauh dari pusat pemerintahan menjadikan daerah ini termarjinalkan dari sisi kelistrikan. Ini baru Kao Teluk, daerah Loloda Kepulauan lebih memiriskan lagi.

Sebenarnya pemerintah daerah telah berupaya meningkatkan pelayanan kelistrikan di Halut. Tidak hanya dalam bentuk percepatan pembangunan infrastruktur kelistrikan, namun juga pelayanan listrik masyarakat. 

Di sepanjang jalan perkotaan pun juga telah ditambah dengan fasilitas panel surya sebagai alternatif menambah kapasitas penerangan di malam hari. Tetapi hal itu tidak serta merta mampu memenuhi kebutuhan listrik seluruh kabupaten.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline