Lihat ke Halaman Asli

Joko Ade Nursiyono

TERVERIFIKASI

Penulis 34 Buku

Analisis Geonet Capres dan Cawapres via Google Trends

Diperbarui: 20 Juni 2015   04:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14022750521355668437

Perebutan kursi nomor satu negeri ini hampir mencapai titik kronis. Dari sudut koran hingga media maya, topik soal capres dan wapres pasti dijadikan sebagai headline news (berita utama), hingga produk-produk kaos bergambar anekdot, semua mengandung pembahasan siapa yang pantas memimpin Indonesia untuk 5 tahun kedepan.

Banyak pakar politik hingga lembaga penelitian di bidang politik secara serentak melakukan berbagai metode pendekatan mengenai suara masyarakat. Mulai dari kuesioner cetak hingga kuesioner maya pun dibuat dalam bentuk program quick count untuk mengukur berapa jumlah masyarakat yang memilih nomor satu dan berapa yang memilih nomor dua. Segala cara diandalkan, dengan tujuan sebagai analisis awal dalam memperkirakan bakal pemimpin Indonesia masa depan.

Dengan kemajuan teknologi, proses perkiraan tersebut tidak hanya melalui kuesioner atau quick count (hitung cepat), tetapi kita juga dapat menggunakan analisis Geografisinternet (Geonet) berdasarkan data Google Trends. Google Trends adalah salah satu bagian Google yang berfungsi untuk memetakan persebaran pengguna internet berdasarkan frekuensi keseringan pengguna dalam mengakses informasi dengan kata kunci tertentu. Frekuensi keseringan tersebut kemudian dikalkulasikan dalam bentuk indeks dengan rentang nilai 0 hingga 100. Angka indeks pencarian 100 berarti tingkat keseringan akses tinggi dan 0 paling rendah. Frekuensi tersebut lalu diterjemahkan dalam bentuk warna bergradasi dari putih hingga biru pekat, semakin pekat menunjukkan semakin tinggi frekuensinya. Menariknya, Google Trends juga mampu mengkombinasikan antara data numerik dengan kondisi geografis atau yang disebut Sistem Informasi Geografis (SIG) sehingga menjadikan tampilan datanya menarik. Jika kita aplikasikan dalam menyoroti proses pemilihan presiden (pilpres) tahun 2014 ini, maka hasilnya adalah berikut :



Berdasarkan data Geonet Google Trends hingga 8 Juni 2014, tampaknya kandidat capres dan cawapres nomor urut 1, yakni Prabowo Subianto menjadi sosok yang unggul oleh pengguna internet di tujuh provinsi, dengan indeks pencarian tertinggi adalah pengguna di provinsi Sumatera Barat sebesar 100, diikuti Kalimantan Barat (92), Sulawesi Tengah (89), NTT (86), Sumatera Utara dan Lampung sama-sama bernilai 71. Tampak pula bahwa Probowo juga menjadi sorotan pengguna internet di wilayah kepulauan Nias dan sekitarnya dengan gradasi warna biru hampir pekat. Ini bukan hal yang tidak mungkin, karena meskipun Nias sering mengalami pemadaman listrik, tetapi pada tahun 2006 saja, pengguna internet di Nias mencapai 100.000 pengguna (Raihan, 2006), apalagi tahun 2014. Wilayah Sumatera sepertinya menjadi kantung bagi Prabowo karena dipengaruhi pasangannya, yakni Hatta Rajasa yang berasal dari Sumatera Selatan.

Tingkat popularitas Hatta Rajasa ternyata ikut melengkapi dan menguatkan popularitas Prabowo Subianto. Hatta Rajasa nampak unggul di provinsi Sumatera Barat (100), Riau (54), Banten (47), DKI Jakarta (43), Jawa Barat (37), Sumatera Selatan (27), dan Kalimantan Timur (27). Ternyata sosok Hatta Rajasa kurang diikuti oleh masyarakat Sumatera Selatan yang notabenenya tempat kelahiran beliau, Indeksnya jauh dari angka 100. Namun, hampir seluruh wilayah Jawa bagian barat antusias mengikuti perkembangan sosok Hatta Rajasa, hal ini bisa menjadi kekuatan positif dalam menyumbang kekuatan kandidat nomor satu ini.

Sementara itu, kubu pasangan capres dan cawapres nomor dua, yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla juga sama-sama menguatkan. Jokowi terlihat menjadi sorotan utama masyarakat provinsi Kalimantan Tengah yang indeksnya 100, diikuti oleh provinsi Sulawesi Tengah (75), lalu DI Yogyakarta (73), Jawa Tengah sebesar (66), DKI Jakarta (65), dan Sumatera Utara (62). Ini menjadi kabar yang positif bagi Jokowi karena beliau sering diikuti perkembangannya oleh masyarakat, apalagi masyarakat pulau Jawa yang jumlah penduduknya terbesar di Indonesia.

Kekuatan Jokowi ternyata juga didukung oleh popularitas pasanganya, Jusuf Kalla, dengan daerah kantung penelusuran tertinggi berada di daerah asal beliau, yakni Sulawesi Selatan (100), diikuti DI Yogyakarta (61), DKI Jakarta (59), Jawa Tengah (50), Jawa Timur (49), Lampung (48), dan Sumatera Utara (47). Untuk wilayah lampung, warna birunya kurang pekat tetapi indeksnya besar yang berarti jumlah pengguna yang terekam oleh Google Trends meskipun minim tetapi frekuensinya besar. Kubu Jokowi dan JK, keduanya tampak mengungguli penelusuran pengguna internet di pulau Jawa. Hal ini selain menunjukkan besarnya tingkat minat masyarakat untuk mencari informasi tentang Jokowi dan JK, juga menunjukkan bahwa masyarakat di pulau Jawa sangat antusias dalam proses pilpres tahun 2014 ini.

Untuk wilayah yang berwarna putih, bukan berarti tidak terdapat internet sama sekali, melainkan memang frekuensi penelusuran terhadap capres dan cawapres Indonesia sangat kurang atau kurang antusias dalam mengamati bakal pemimpin 5 tahun Indonesia kedepan. Ini menjadi urgensi KPU untuk lebih mempromosikan acara sakral 5 tahun ini kepada masyarakat, terutama wilayah Papua Barat, Papua, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Kepulauan Maluku dan sekitarnya.

Inilah rupa popularitas masing – masing pasangan capres dan cawapres menurut penelusuran masyarakat melalui mesin pencari Google Trends. Pilpres 2014 ini adalah agenda sakral dalam menentukan pemimpin Indonesia untuk 5 tahun kedepan. Oleh karenanya, seluruh lapisan masyarakat hendaknya ikut serta berpartisipasi demi terwujudnya masa depan Indonesia yang maju.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline