Lihat ke Halaman Asli

Joko Ade Nursiyono

TERVERIFIKASI

Penulis 34 Buku

Kinerja Industri Pulp Indonesia Lesu

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14031532101671096452

Pulp atau bahasa pasarnya bubur kayu akhir-akhir ini menjadi bahan baku pembicaraan perindustrian nasional. Sebagai bahan turunan CPO, kinerja perindustrian pulp nasional tampak lesu. Kondisi ini malah semakin aneh jika dibahas, sebab realitanya permintaan nasional dan permintaan dunia terhadap pulp dan temannya, yakni kertas semakin tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh share pulp terhadap kue ekonomi di tahun 2014 ini berkisar 1,8% hingga 2%. Belum ditambah dengan potensinya menyerap tenaga kerja sekitar 2 juta karyawan (agrofarm.co.id, 2014).

Jika ditelusuri secara historis, memang terlihat bahwa pulp nasional mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang lambat dan cenderung berfluktuasi.

Data menyebutkan, mulai dari tahun 2002 hingga 2012, produksi pulp Indonesia meskipun tampak menaik, tetapi cenderung lambat dan menurun pada periode tertentu. Misalnya pada tahun 2003 - 2005 yang mencapai penurunan hingga 61%. Sama halnya pada tahun 2008 - 2009 yang mencapai 2% dan pada tahun 2012 lalu juga mengalami penurunan sekitar 13%. Khusus di tahun 2012, tampak sesuai dengan pernyataan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) memperkirakan kinerja industri bubur kertas (pulp) dan kertas hingga pertengahan 2013 masih kurang menggembirakan. Krisis ekonomi di kawasan Eropa dan maraknya kampanye hitam tentang produk kertas Indonesia diyakini sebagai biang kerok lesunya industri itu (kemenperin.go.id, 2014).

Jika direlasikan dengan kapasitas dan realisasi produksi pulp sebenarnya tampak timpang, terutama pada tahun 2007 - 2012. Oleh karenanya, pemerintah dalam hal ini kementerian perindustrian hendak meningkatkan kinerja industri pulp nasional mengingat kapasitas industri nasional di tahun 2013 lalu mencapai 33,8 juta ton.

Kondisi pulp yang melamban semakin membuka peluang perindustrian pulp nasional terbuka lebar, belum ditambah dengan permintaan pulp dan kertas dunia yang meningkat. Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) menyatakaan bahwa pada tahun 2014, permintaan pulp dan kertas akan semakin tinggi lagi mengingat tahun ini ada dua event besar, yaitu PEMILU dan produksi buku pelajaran sekolah tahun ajaran baru (tempo, 2014).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline