Lihat ke Halaman Asli

Joko Ade Nursiyono

TERVERIFIKASI

Penulis 34 Buku

Statistika bagi Pemula

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1405043539739014586

Saat ini adalah saat-saat yang menarik bagi masyarakat, sampai-sampai kadang yang mendengar atau membaca perihal quick count. Tetapi, antusiasme masyarakat dalam menyimak setiap running text (tulisan berjalan) atau kabar terkini mengenai quick count sangat tinggi.

Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia tampaknya mulai sadar dengan statistik. Tentunya dengan tipe statistik yang disampaikan secara sederhana, misalnya dalam bentuk persentase dan antek-anteknya, misalnya apa yang dimaksud dengan margin of error (MoE) dalam sebuah survei quick count seperti yang telah dijelaskan oleh Bapak Hidayat Huang mengenai pengertian MoE.

Namun, kali ini saya hanya ingin menambahkan saja mengenai beberapa istilah statistik yang berkaitan erat dengan kegiatan survei dalam bentuk quick count, yaitu :

(1) Populasi. Populasi adalah keseluruhan unit yang menjadi fokus penelitian. Contoh sederhana adalah ketika Anda membeli jeruk di pasar pada penjual bernama pak X, maka populasinya adalah seluruh jeruk pak X. Populasi juga di satu sisi harus berdasar pada tujuan penelitian kita. Jika kita ingin mensurvei harga jeruk di pasar A, maka populasinya adalah seluruh jeruk di pasar A. Jika kita ingin mengetahui hasil hitung cepat, maka populasinya adalah Jumlah penduduk yang menjadi pemilih tetap (terdaftar) yang didapatkan berdasarkan DPT.

(2) Sampel. Sebelum berbicara tentang sampel, kita harus mengerti tentang apa beda sensus dan survei. Sensus adalah kegiatan mencacah (pendataan) seluruh unit dari populasi secara lengkap. Sensus di Indonesia menurut Undang-Undang (UU) statistik ada 3, yakni sensus Penduduk, sensus ekonomi, dan sensus pertanian. Sensus hakikatnya dilaksanakan secara resmi oleh sebuah badan yang disebut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS RI). Dalam Sensus tidak ada kegiatan analisis sebab ukuran statistik yang didapatkan adalah ukuran populasi yang biasa disebut parameter. Sementara itu, survei adalah kegiatan mencacah (mendata) sebagian unit dalam populasi untuk mendapatkan sebuah angka perkiraan dari parameter populasi, yang disebut dengan statistik. Nah, dari kegiatan survei inilah yang nantinya menghasilkan sebuah angka statistik. Artinya, dalam kegiatan survei, seorang peneliti harus mengambil sejumlah sampel dari seluruh unit populasi yang menjadi target penelitiannya untuk kemudian dianalisis.

Sensus dan survei, masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelemahan sensus adalah informasi yang dihasilkan kurang detail dalam mengeksplorasi informasi hingga unit terkecil. Artinya, sensus menghasilkan sedikit informasi untuk disampaikan kepada publik. Sensus juga memerlukan biaya, tenaga, serta waktu yang besar sebab cakupannya yang luas, apalagi kalau unitnya secara kewilayahan menyebar tidak beraturan. Sensus juga mampu meminimalisir sampling error, artinya ukuran parameter tersebut sangat besar kemungkinannya sama dengan parameter sebenarnya (yang tidak diketahui oleh manusia). Di satu sisi juga, manajemen pelaksanaan juga memerlukan koordinasi yang kuat agar pelaksaan sensus berjalan dengan baik. Namun, sensus juga memiliki beberapa kelebihan, yaitu mampu menghasilkan angka parameter sebagai bahan baku mendesain sensus dan survei selanjutnya, sensus juga mampu melahirkan atau memperbarui kerangka sampel atau unit-unit yang ada dalam populasi sehingga lebih terata rapi dalam rangka pengambilan sampel pada survei dan penelitian-penelitian skala mikro lainnya.

(3) Kondisi populasi. Dalam melakukan kegiatan survei atau penelitian, sebaiknya seorang peneliti harus memerhatikan bagaimana sebaran karakteristik (ciri) seluruh unit yang ada dalam populasi.

Jika seluruh unit tampak homogen (memiliki kesamaan), maka cukup dengan sampel kecil pun akan layak dijadikan dasar pengambilan keputusan, misal penelitian mengamati percemaran limba rumah tangga di kali Ciliwung, Jakarta, maka cukup Anda mengambil sebotol air saja sebab kemungkinan besar seluruh air di Ciliwung tercemar oleh limba rumah tangga.

Jika seluruh unit tampak heterogen, maka yang dilakukan adalah mengelompokkan unit-unit tersebut terlebih dahulu sehingga membentuk sebuah tingkatan atau strata. Kondisi penstrataan ini berguna agar kondisi setiap strata memiliki kesamaan (homogen) dan kondisi antar strata tidak sama (heterogen). Baru kemudian masing-masing strata dipilih dan diambil sampel di tiap stratanya.

Jika seluruh unit tampak heterogen dan Anda tidak memiliki kerangka sampel dan informasi pendukung untuk mengkelompokannya maka yang diperlukan adalah membuat gerombol-gerombol tertentu berdasarkan jarak atau keeratan unit dalam populasi. Yang jaraknya dekat jadi satu gerombol dan seterusnya. Dengan demikian tampak dalam satu geromboll memiliki ciri yang heterogen, dan antar gerombol tampak homogen. Barulah kemudian diambil sampel di tiap gerombol untuk di survei, misal mensurvei hasil pilpres 2014 berdasarkan kewilayahan penduduk (DPT), Jawa, Sumatera, dan KTI, misal.

(4) Selang kepercayaan dalam survei. Sebenarnya, hasil dari quick count biasanya ditampilkan atau disampaikan dengan embel-embel margin of error (moe) sesuai dengan penjelasan Pak Hidayat. Tetapi secara hakikatnya, moe sangat berkaitan arat dengan selang kepercayaan. Disinilah kebohongan yang tak bersalah dalam statistika dimainkan oleh peneliti karena kelemahannya secara ilmiah dan matematis. Kebohongan yang tak bersalah itu ditampilkan dalam bentuk selang kepercayaan yang diformulasikan sebagai berikut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline