Dalam suasana HUT NKRI yang ke-69 tahun ini memang unik. Unik karena TV One memang beda, beda karena ketika Chanel yang lain bersenang-senang bahagia dan bersyukur dengan HUT NKRI, TV One masih terus menggempur tayangannya tentang gugatan Nomor 1 ke MK, banyak warga sampai bosan melihat TV One.
Tanggal 21 Agustus 2014 nanti, MK sudah mampu memutuskan, siapa presiden dan siapa pembuat insiden. Memang beda, sudah awal saya katakan, bahwa yang membuat runyam sehingga perkataannya pak Prabowo sering tertatih-tatih adalah suara koalisinya yang gila jabatan, meskipun di dalamnya banyak partai agama. Jiwa sufisme tak saya dapatkan dari koalisi nomor 1 ini. Hanya gara-gara desakan dan tekanan, pak Prabowo sebenarnya sering terjengkal dalam ketidaklogisan perkataannya sendiri. Banyak warga yang mengernyitkan dahi. Banyak warga yang mulai bosan alias jengah dengan semua perilaku koalisi beliau. Mereka tampak mati-matian mempertahankan keinginan untuk memegang jabatan. Berbeda dengan alm. Gus Dur, meskipun beliau merupakan presiden Indonesia dimasa sulit dan rakyatnya tak siap memilikinya, tetapi jiwa sufi beliau tampak, nyatanya Gus Dur dilengserkan dengan cara sepihak dan penuh ketidakadilan fine fine aja....kata Gus Dur, "Tidak perlulah mati-matian mempertahankan jabatan dunia.."
Saat ini, kondisi kubu nomor 1 itu bisa saya ilustrasikan....
Terdapat sepanci kolak yang lezat dan siap dihidangkan, lalu tak sengaja tertumpahi tah* ayam sesendok teh, lantas apakah Anda buang tah*nya saja lalu Anda hidangkan dan Anda sruput kolak tersebut atau Anda buang semua kolak tersebut meskipun sepanci ???....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H