1.Pengertian Gaya Belajar
M. Joko Susilo (2009: 94) mengatakan sebagai berikut : “gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih seorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memperoleh informasi tersebut”. Sedangkan Bobbi Deporter dan Mike Hernacki (2010:112) mengemukakan bahwa gaya belajar adalah kombinasi bagai mana anda menyerap, dan kemudian mengatur serta mengelola informasi. Senada dengan yang diungkapkan olehMunif Chatib (2009:136) bahwa gaya belajar adalah cara informasi masuk kedalam otak melalui indra yang kita miliki.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah gaya konsisten yang ditunjukan individu untuk menyerap informasi, mengatur, mengelola informasi tersebut dengan mudah dalam proses penerimaan, berfikir, mengingat, dan pemecahan masalah dalam menghadapi proses belajar mengajar agar tercapai hasil maksimal sesuai dengan kemampuan, kepribadian, dan sikapnya.
2.Model Gaya Belajar
Kemampuan seorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda-beda tingkatannya. Ada yang cepat, sedang ada pula yang sangat lambat. Karenanya mereka harus menempuh cara yangberbeda untuk bias memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Terkadang siswa suka guru merekamengajar dengan menuliskan segalanya dipapantulis, dengan begitu mereka dapat membaca dan mencoba untuk memahaminya. Ada juga siswa yang yang lebih suka guru mereka mengajar dengan menyampaikan materi pelajaran secara lisan, tak ubahnya seperti seorang penceramah yang diharapkan bercerita panjang lebar tentang beragam teori dan banyak ilustrasinya, sedangkan siswa hanya mendengarkan sambil menggambarkan isi ceramah tersebut dalam bentuk yang mereka pahami sendiri. Perbedaan-perbedaan tersebut cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu dapat menyerap sebuah informasi dari luar dirinya.
Perbedaan-perbedaan siswa dalam mengelola informasi di atas dipengaruhi oleh adanya perbedaan gaya belajar siswa sesuai dengan kebiasaan dan seleranya. Menurut DePorter dan Hernacki (2009) berpendapat tentang model gaya belajar sebagai berikut :”model gaya belajar mencangkup gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik”. Pemahaman tentang gaya belajar diharapkan dapat menentukan langkah-langkah supaya belajar lebih cepat dan mudah sesuai dengan kondisi masing-masing
a)Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual cenderung lebih dominan dalam penglihatannya dibanding dengan pendengaran dan gerakan-gerakan. Gaya belajar visual cenderung lebih khusus belajar melihat pada focus telaahanya. Menurut DePorter dan Hernacki (2010:116) ciri-ciri gaya belajar visual adalah :
1)Rapi dan teratur
2)Berbicara dengan cepat
3)Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
4)Teliti terhadap detail
5)Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi
6)Pengeja yang baik dan dapat melihat kata–kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka
7)Mengingat apa yang dilihat, daripada apa yang didengar
8)Mengingat dengan asosiasi visual
9)Biasanya tidak terganggu oleh keributan
10)Mempunyai masalah untuk mengingat interupsi verbal kecuali juka ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya.
11)Pembaca cepat dan tekun
12)Lebih suka membaca daripada dibacakan
13)Membutuhkan pandangan dan tujuan menyeluruh dan sikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek.
14)Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon atau dalam rapat
15)Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
16)Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak
17)Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
18)Lebih suka seni daripada music
19)Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan tetapi tidak pandai memilih kata – kata
Ciri gaya belajar diatas yang memegang peran penting yaitu mata/penglihatan ( visual). Dalam hal ini penggunaan metode pengajaran guru lebih dititik beratkan pada peragaan atau media, ajak mereka ke objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukan alat peraga langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya supaya mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk didepan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berfikir dengan gambar–gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan–tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, video dan lebih suka mencatat detil-detilnya dalam mendapatkan informasi.
b)Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar yang lebih cenderung melalui suara dalam proses pembelajaran. Menurut DePorter dan Hernacki (2010:117) cirri-ciri gaya belajar auditorial diantaranya :
1)Berbicara pada dirinya sendiri saat bekerja
2)Mudah terganggu oleh keributan
3)Menggerakan bibir merekka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
4)Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
5)Ddapat mengulang kembali dan menirukan nada, berirama, dan warna suara
6)Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
7)Berbicara dalam irama yang terpola
8)Biasanya pembicara yang fasih
9)Lebih suka musiik dari pada seni
10)Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat
11)Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
12)Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain
13)Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
14)Lebuh suka gurauan lisan daripada membaca komik
Ciri-ciri gaya belajar tersebut dapat disimpulkan, siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan penjelasan guru. Gaya belajar auditorial dapat mencerna makna penyampaian melalui suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan bicara dan hal-hal auditorial lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna minim bagi siswa auditorial. Siswa seperti ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca dengan bersuara serta melalui media seperti kaset, radio, dan lain-lain
c)Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik memiliki gaya belajar dengan melakukan segala sesuatu secara langsung melalui gerak dan sentuhan.Menurut DePorter dan Hernacki (2010:118) cirri belajar kinestetik diantaranya :
1)Berbicara dengan perlahan
2)Menanggapi perhatian fisik
3)Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
4)Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
5)Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
6)Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
7)Belajar melalui manipulasi dan praktik
8)Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
9)Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
10)Banyak menggunakan isyarat tubuh
11)Tidak dapat duduk diam dalam waktulama
12)Tidak dapat mengingat geografi kecuali jika memang telah pernah berada ditempat itu
13)Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
14)Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot-mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
15)Kemungkinan tulisannya jelek
16)Ingin melakukan segala sesuatu
17)Menyukai permainan yang menyibukan
Siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui gerak, menyentuh, dan melakukan. Siswa seperti ini sulit untuk duduk berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan bereksplorasi sangat kuat. Sehingga proses belajar dengan gaya belajar seperti ini harus melalui gerakan dan sentuhan.
Ketika jenis gaya belajar tersebut memiliki ciri-ciri dominan dalam melakukan suatu kegiatan. Begitu pula dengan gaya belajar siswa, terlihat adanya ciri-ciri dominan dalam suatu proses kegiatan pembelajaran, sehingga dapat mencapai hasil maksimal.
a.Tahapan Perkembangan Gaya Belajar Siswa
1.Tahapan Anak-anak (6-11) tahun
Pada tahapan ini siswa sudah dapat menilai mana guru yang lebih enak dalam mengajar. Bahkan mereka telah menginginkan lingkungan atau suasana yang nyaman untuk belajar. Misalnya nuansa kelas yang rapih dah bersih membuat mereka nyaman dan efektif untuk belajar serta membuat mereka untuk selalu semangat untuk mengikuti pelajaran-pelajaran yang disampaikan oleh guru. selanjutnya pada tahapan ini mereka terkadang mencari kesempatan menyimak dan mengikuti pembicaraan orang deasa yang ternyata dapat menambah wawasan dan membawa cakrawala berpikir, M. Joko S (2009:102).
2.Tahap Remaja Awal (12-15) tahun
Pada tahap remaja awal umumnya siswa sudah duduk pada sekolah menengah pertama ( SMP). Pada masa ini siswa sudah mengalami perubahan-perubahan fisik sesuai yang dijelaskan Kohlen dan Thompson ( M. Joko s 2009:102) perkembangan fisik tersebut meliputi system syaraf, otot-otot, kelenjar endogrin. Selain itu siswa juga mengalami perubahan psikologis dalam diri siswa terkadang membawa unsure kestabilan siswa dalam menilai suatu tindakan verbal maupun non-verbal dari orang lain.
3.Tahap Remaja Madya (15-18) tahun
Pada masa ini siswa masuk jenjang Sekolah Menengah Atas ( SMA) yang merupakan masa peralihan dari masa remaja menuju dewasa. Pada masa ini siswa mulai menunjukan sifat pemberontak. Selain itu pada masa ini prestasi siswa dalam akademik kurang baik karena mereka terbawa arus pergaulan yang kadang kala tidak mampu mereka saring mana yang baik dan mana yang buruk. Kenakalan siswa seperti membolos sekolah, tawuran, menggangu teman bahkan mulai berani menentang guru lebih terlihat pada siswa kelas XI. Bahkan pada masa ini gaya belajar mereka pun terkesan amburadul dan tidak memiliki manajemen belajar yang baik, M. Joko S ( 2009:104)
4.Tahap Remaja Akhir ( 19-22) tahun
Pada masa ini siswa sudah dewasa dan mandiri, tepatnya pada bangku perkuliahan mereka sudah berganti setatus menjadi mahasiswa. Pada perkembangan proses gaya belajar dimasa ini remaja cenderung selalu terbuai dengan waktu. Remaja pada masa ini memiliki majajemen waktu yang buruk sehingga gaya belajar yang dikembangan cenderung salah, karena masih dalam proses transisi antara program pembelajaran di SMA dengan program di perkuliahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H