Lihat ke Halaman Asli

Mari Bicara Tentang BBM (1)

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1291800906167272772

Peralihan dari BBM bersubsidi ke BBM non-subsidi bisa dijelaskan dari berbagai aspek. Dari aspek teknisnya, maka bisa dijelaskan dari perbedaan nilai oktannya. Nilai oktan BBM bersubsidi atau biasa yang disebut dengan bensin premium jelas lebih rendah dibandingkan dengan nilai oktan BBM yang tidak disubsidi seperti jenis pertamax maupun pertamax plus.

 

Nilai oktan yang lebih tinggi jelas kualitasnya lebih baik dari yang nilai oktannya rendah. Nilai oktan yang rendah memiliki gas buangan yang jelas-jelas tidak ramah dengan lingkungan. Hal itu dikarenakan pemurnian yang dialami premium tidak sebanyak/seketat pemurnian yang dialami oleh pertamax atau pertamax plus.

 

Bagi performa mesin juga berdampak buruk jika memakai BBM yang bernilai oktan rendah, karena BBM sudah terlebih dahulu “meledak” di luar ruang “peledakan” dimana idealnya seharusnya mereka “meledak” di ruang “peledakan” dan menghasilkan tenaga karena disulut oleh percikan api yang muncul dari busi, bukan hanya karena goyangan/goncangan yang terjadi semata.

 

Jelas, dari aspek tenis BBM non-subsidi memberikan dampak yang lebih baik pada lingkungan dan kendaraan itu sendiri dari pada BBM bersubsidi. Lalu kenapa masih banyak orang yang enggan memakai BBM bersubsidi? Dugaan saya karena masalah kurangnya informasi dan kedua karena masalah ekonomi alias tidak sanggup membeli BBM non-subsidi.

 

...bersambung...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline