Telah banyak metode pembelajaran ataupun pengajaran bahasa yang dapat dipraktikkan. Dari metode konvensional sampai mutakhir juga telah banyak dibahas serta diteliti di lingkungan akademik. Boleh dikatakan bahwa metode memang menentukan kualitas pembelajaran dan pengajaran.
Faktanya, kita melihat metode tersebut efektif dan tidaknya lewat hasil daripada seseorang yang dapat menguasai suatu tingkatan tertentu dalam berbahasa. Metode konvensional mungkin semakin lama akan semakin tergusur dengan metode yang lebih inovatif karena pembelajar merupakan generasi milenial atau bahkan generasi Z.
Generasi ini berada pada masa kemudahan digital, sehingga tidak mengherankan kalau seseorang dapat berbicara bahasa asing hanya melaui pembelajaran online atau dengan aplikasi di gawai mereka.
Seseorang dapat berbahasa Inggris karena terbiasa mendengarkan melihat film, menonton video di youtube, bermain game, melihat meme, dan lain-lain.
Salah satu metode yang penulis praktikan untuk mengajar bahasa adalah dengan melakukan penampilan yang direkam dalam video pendek. Secara sederhana pembelajar membuat vlog dengan tema atau topik yang bermacam-macam.
Tentu saja tema ataupun topik disesuaikan dengan tingkatan berbahasa pembelajar. Vlog yang diartikan sebagai video-blog tentu telah populer sejak lama.
Vlog berisikan video dokumentasi tentang kehidupan sehari-hari, hobi, travel, opini, dan masih konten yang lainnya. Membuat vlog dimulai dengan perencanaan karena perencanaan inilah yang akan menentukan hasil. Sebenarnya, vlog sebagai metode pembelajaran tidak setarus persen berfokus pada hasil, melainkan proses yang lebih penting.
Di dalam proses pembuatan vlog pembelajar menyusun pembicaraan yang harus sesuai pengucapan serta tata bahasa yang baik dan benar. Selanjutnya dalam proses perekaman, pembelajar akan berbicara tanpa membaca teks.
Melalui proses ini pembelajar tidak ada pilihan lain kecuali harus menghafal teks. Selain itu, pembelajar juga diharapkan tidak bersikap kaku di depan kamera karena mereka juga diharuskan untuk berperan secara alami.
Oleh karena itu, ada empat keunggulan dalam proses pembelajaran ini, yaitu mempersiapkan teks, berbicara sesuai dengan pengucapan yang benar, menghafal teks, dan berperilaku alami sebagai seorang penutur asli bahasa target.
Penulis mencoba mempraktikkan metode ini kepada mahasiswa asing yang belajar bahasa Indonesia dari tingkat pemula dan semenjana. Tema yang digunakan pun cukup beragam. Karena tema belajar bahasa yang terlampau banyak, maka pengajar dan pembelajardapat menentukan sendiri sesuai dengan buku ajar ataupun hal-hal menarik sesuai lingkungan. Beberapa vlog terkait pembelajaran bahasa dapat disaksikan sebagai berikut.