Lihat ke Halaman Asli

GUS EKO

Penulis lepas berbagai kebijakan publik

Pengguna Sosial Media Kebanyakan Narsis

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1353428935323085133

Hampir semua pengguna internet di Indonesia ikut dalam sosial media.

[caption id="attachment_210451" align="alignright" width="300" caption="Kata Kita bertema Kita dan Sosial Media. Buat katarsis doang?"][/caption] Program talkshow Kata Kita Kompas TV pekan ini tampil dalam suasana berbeda. Mengambil latar dialog di tengah arena Kompasianival di Gandaria City, Timothy Marbun membawakan bahasan khusus mengenai penggunaan sosial media dalam kehidupan masyarakat. Bintang tamunya gak nanggung-nanggung, Fitri Tropika alias @fitrop, entertainer yang punya lebih dari 1,5 juta pengikut di akun twitternya. Fitri didampingi Nukman Luthfie alias @nukman, mantan jurnalis yang kini lebih dikenal sebagai praktisi sosial media. Hadir juga, peneliti litbang Kompas, Bestian Nainggolan, yang menampilkan berbagai data terbaru perkembangan dunia internet dan sosial media.

“Menarik untuk menyadari bahwa 99% pengguna internet di Indonesia ikut dalam sosial media,” kata Bestian. Untuk saat ini, sosial media yang paling aktif digunakan didominasi oleh Facebook dan Twitter. Bedanya, Facebook lebih bersifat menjaring pertemanan, meski jumlah teman dibatasi hanya sampai 5 ribu. “Sementara twitter lebih kepada jejaring informasi. Seseorang menjadi follower karena tertarik dengan konten yang disampaikan. Tak jarang, meski teman tak di­-follow, karena memang tak suka pada kicauannya,” kata Nukman.

Perkembangan sosial media di Indonesia menunjukkan fenomena baru saat masuk ke dalam ranah politik. Kemenangan pasangan Jokowi-Ahok juga karena mereka menang dalam “pertarungan” di arena jejaring sosial. “Volume percakapan tentang Jokowi-Ahok terbukti paling tinggi bila dibandingkan kandidat lain,” jelas Nukman.

Saat ini, dari 248 juta penduduk Indonesia dan pengguna telpon genggam mencapai 270 juta, ternyata pengguna jejaring sosial di Indonesia baru 18 persen. “Padahal, di China, penetrasinya bisa sampai 41 persen,” papar Bestian.

Dampak sosial media

[caption id="attachment_210450" align="alignleft" width="300" caption="Ramainya Kompasianival. Situs jurnalisme warga terbesar."]

1353428557333604535

[/caption] Bicara mengenai dampak penggunaan sosial media, ada tiga tahapan dasar yang bisa menjadi kategori: untuk memberi informasi baru, menanamkan penyikapan, hingga mendorong perilaku. “Di Amerika, terbukti, 30 persen pengguna sosial media terpengaruh sampai pada tahap perubahan perilaku. Mereka ikut memilih kandidat berdasarkan kampanye di sosial media,” kata Bestian. Sementara di Indonesia, 90 persen penggunaan sosial media berupa konten katarsis, misalnya memberitahukan sedang berada di mana, melakukan apa, atau mengunggah foto-foto terbaru. “”Baru 10 persen sisanya masuk aspek lain, misalnya ngobrolin politik saat Pilkada,” tambahnya.

Litbang Kompas juga memaparkan, aktivitas penggunaan internet di Indonesia kebanyakan berturut-turtu untuk membuka situs berita, jejaring sosial, situs hiburan, chatting, membuka dan mengirim email, mengerjakan tugas serta untuk mengunduh musik dan film. Kepuasan penggunaan jejaring sosial dirasakan karena dapat memangkas cara dan waktu berkomunikasi. “Meski ternyata tetap saja diperlukan ketemu bareng untuk ngobrol dan tatap muka secara langsung,” kata Bestian.

Berkaca pada kasus matinya jejaring sosial seperti Friendster, ia memperkirakan di masa depan bisa saja hadir jenis sosial media yang dapat memenuhi semua alat indera manusia. “Kalau sekarang kan hanya visual dan audio saja yang terpenuhi, mungkin nanti hadirsosial media yang bisa kita cium baunya,” selorohnya.

Di akhir dialog, Fitrop berpesan, tak penting kita memutuskan menjadi pengikut siapa di jejaring sosial macam twitter. “Yang penting, follow your heart,” katanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline