Seulas sudut pandangku tentangmu, Candra.
Mayoritas mengenalnya cuek, pendiam, dan kaku. Aku pun dulu begitu hehe. Namun tidak sekarang. Candra adalah anak lelaki yang sangat menyayangi ibunya, sekaligus cerdas seperti ayahnya. Menghabiskan waktu dengannya, membuatku tau bahwa dia memang berharga dan pantas kuperjuangkan.
Aku pastilah punya kekurangan. Yang sudah-sudah mungkin tidak bisa menerima kekurangan itu. Tetapi Candra, berbeda. Apa yang dia lakukan ketika aku badmood? jelas dia tidak meninggalkanku atau malah ikut-ikutan badmood. Lalu apa yang dia lakukan ketika aku stress dan kacau? Menyuruhku menangis dan mengeluarkan semuannya.
Tentu, dia menemaniku menangis. Aku bahkan bisa menangis setiap hari, memang stok air mataku sepertinya tidak bisa habis dan aku memang sebaperan itu. Namun dia tidak pernah menganggapku alay karena cengeng. Lucunya, dia sering menggodaku untuk menangis di depannya dan aku selalu tidak bisa hahaha.
Candra adalah seseorang yang selalu menanti ceritaku. Kubilang "Tidak ah, aku gatau mau cerita apa" tetapi ternyata ada saja yang bisa digacorkan hingga dini hari. Bagaimana dengan chat spam? Beuh Candra selalu antusias membaca ratusan chatku yang tak bermutu, dan malah menagihnya jika aku sudah tidak lama spam.
Hal-hal yang kukira tidak ada artinya dan membosankan, justru berarti baginya :). Candra membuat aku mencintai diriku. Dia selalu mengapresiasi sekecil apa pun langkah yang kuperbuat. Oiya, dia juga mendukung apa pun yang sekiranya bisa menunjang keahlianku. Dia akan marah kalau aku jadi mahasiswa kupu-kupu.
Aku ini sering insecure, tetapi Candra tak pernah menggubris itu. Karena kata dia aku cantik (mff Ndra, ga percaya). Overthingking? jelas. Apalagi kharisma Candra ga main-main. Wajahnya yang tampan pasti memikat banyak wanita. Sudah was-was jika perkuliahan offline di laksanakan di semester dua. Tetapi, aku yakin Candra bisa jaga diri. Aku percaya dengannya.
Apa yang menonjol dari Candra? Dia itu bisa tenang dalam keadaan apapun, cerdas plus bijaksana, dan emm dia sangat pintar menyembunyikan perasaanya :). Tingkahnya yang seperti anak kecil kadang membuatku ingin mencubit pipinya sampai merah. Usil dan tengil. Oya kalau kamu kenal Candra, jangan puji berlebihan ya. Karena dia tidak suka. Lebih baik diam dan tak terlihat katanya.
Aku tau tidak baik percaya 100% kepada makhluk, karena nanti pasti akan kecewa. Tetapi ketulusan tampak nyata di sorot matanya. Terima kasih selalu ada, aku minta kamu terus bahagia ya. Jangan sungkan menghampiri ketika dunia nanti sedang tidak adil padamu. Aku akan berusaha menjadi rumah, tempatmu singgah.
I love you.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H